Hard News

Bertemu Musisi Nasional, Ini Pesan Jokowi

Hard News

22 Maret 2018 23:02 WIB

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan sejumlah musisi nasional di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (23/03/2018) (setkab.go.id - Humas/Jay)

JAKARTA, solotrust.com - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan sejumlah musisi nasional di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (22/03/2018). Presiden memimpikan ke depan ada strategi kebudayaan, khususnya di bidang musik.

Dalam pertemuan dihadiri musisi-musisi beken seperti Glen Fadly, Bimbim Slank dan Bunga Citra Lestari itu, Jokowi menyampaikan perlunya visi yang sudah harus mulai dirancang sejak sekarang.



“Jadi lima tahun pertama yang akan kita kerjakan apa, itu lebih fokus. Lima tahun kedua yang mau kita kerjakan, jadi lebih fokus dengan target-target yang realistis dan dengan angka-angka,” tuturnya, dilansir dari laman resmi Sekretariat Kabinet RI, setkab.go.id.

Bicara soal seni budaya, menurut presiden perlu adanya strategi. Pelaku seni perlu merancang strategi besar untuk menyiapkan segala aspek terkait, seperti ekonomi dan kebudayaan.

“Sepuluh tahun ke depan apa, sepuluh tahun berikutnya apa, dalam rangka tadi strategi kebudayaan ke depan. Strategi besar untuk menyiapkan baik dari aspek ekonominya, aspek kebudayaannya,” kata dia, saat bertemu sejumlah musisi nasional.

Pemerintah, sambung Jokowi, memerlukan sebuah konsentrasi dan fokus pada tahapan pondasi. Tidak semua hal dikerjakan, sehingga akan memberi sebuah hasil lebih konkret berkaitan dengan tata kelola.

Eggak apa-apa mungkin lima tahun pertama kita urusan misalnya kita garap lima tahun ini satu saja. Enggak usah campur-campur, tentang tata kelola, kita konsentrasi ke sana. Kita gerakkan habis-habisan masalah tata kelola, mungkin pada lima urutan kedua urusan perlindungan misalnya, dan ketiga ada inovasi apa,” terang presiden.

Jika strategi besar dalam rangka visi ke depan bisa dirumuskan, Jokowi meyakini akan lebih memberikan kejelasan tentang apa yang harus pemerintah lakukan. Demikian pula pelaku seni bisa mengerjakan sesuatu menjadi lebih konkret.

“Saya kira, saya sendiri juga memerlukan masukan-masukan apa yang strategi ke depan, apa yang bisa kita rencanakan mulai sekarang. Sehingga jangan sampai kita setiap ganti presiden kita masih, misalnya urusan dengan masalah properti, masalah right,” tutur presiden seraya menambahkan hal ini harus rampung lima tahun.

(and)