BOYOLALI, solotrust.com - Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Ngagrong di lereng Gunung Merbabu dicanangkan sebagai sekolah penggerak ramah anak yang diprogramkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Anggota Komite SDN 1 Ngagrong, Ayub Sarjono, mengatakan dengan program sekolah penggerak, siswa diajarkan kurikulum pelajar Pancasila. Selain itu, anak juga diajarkan kewirausahaan.
“Kami berharap para siswa nanti mengetahui bagaimana kewirausahaan. Kegiatan hari ini cukup semarak, kegiatan ini didukung warga sekitar, wali murid, dan pihak terkait. Ini para siswa juga jualan di lingkungan sekolah,” katanya di sela acara kegiatan sekolah penggerak, Selasa (10/01/2023).
Adapun untuk menyemarakkan kegiatan, sekolah bersama komite mengadakan pentas seni. Acara ini diikuti para siswa, mulai dari seni tari, karawitan hingga reog.
“Saya juga alumni SD sini, jadi kegiatan ini juga menghadirkan para alumni. Alumni juga ikut pentas, tujuannya untuk memberikan motivasi terhadap siswa di sini,” ungkap Ayub Sarjono.
Melalui kegiatan ini, para siswa diharapkan dapat membawa nama baik sekolah, sehingga pelajar di lereng Gunung Merbabu tidak ketinggalan atau kalah dengan siswa di wilayah perkotaan.
“SD Ngagrong ini adalah satu induk sekolah penggerak di wilayah Kecamatan Gladaksari, Boyolali. Kepala sekolah di Kecamatan Gladaksari kami undang semua,” beber Ayub Sarjono.
Kepala Sekolah SDN 1 Ngagrong, Nari Indriyanto mengungkapkan, kegiatan ini adalah untuk penguatan profil pelajar Pancasila. Kegiatan ini menampilkan kreativitas siswa dengan tema ‘Kearifan Lokal Kewirausahaan.’
“Kearifan lokal di sini mengangkat budaya lokal. Kami juga mendapat dukungan dari semua pihak, mulai dari komite, tokoh masyarakat, para alumni, ormas (organisasi kemasyarakatan), tokoh agama, karangtaruna dan juga wali murid,” urainya.
Kegiatan ini baru kali pertama dilaksanakan dalam gelar karya. Dengan begitu, jalinan harmonis antara sekolah dengan masyarakat diharapkan bisa selalu terwujud.
“Masyarakat di sini nanti ikut merasa memiliki. SD ini bukan milik kepala sekolah, bukan milik guru, tapi milik kita bersama. Majunya SD Ngagrong ini tanggung jawab kita bersama,” tegas Nari Indriyanto.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali, Darmanto mengatakan, hari ini dewan guru, kepala sekolah, dan masyarakat bergerak bersama dalam penguatan profil pelajar Pancasila.
“Di Boyolali ada Perda No 18 Tahun 2022 tentang wawasan kebangsaan dan Pancasila. Jadi pelajar Pancasila ini terus kita bangun,” ucapnya.
Ada enam dimensi profil pelajar Pancasila, yakni keimanan dan ketakwaan, kemandirian, kebhinekaan tunggal, gotong royong, dan kritis.
“Dalam dimensi, siswa dituntut untuk beriman, bertakwa serta belajar mandiri. Selain itu juga harus memiliki sifat gotong royong karena kita hidup di masyarakat harus gotong royong,” jelas Darmanto.
Disebutkan, dalam program sekolah penggerak yang diseleksi adalah kepala sekolah.
“Kepala sekolah hebat yang masuk dalam sekolah penggerak. Di Boyolali baru ada 16 sekolah penggerak, mulai dari TK, SD, dan SMP. Seleksi dari Kemendikbud,” pungkasnya. (jaka)
(and_)