SOLO, solotrust.com – Untuk pertama kalinya, film karya anak bangsa berpartisipasi dalam Sofia International Film Festival (SIFF). Berlangsung di Sofia, Bulgaria dari 7 hingga 29 Maret 2018, salah satu film Indonesia yakni ‘Tabula Rasa’ (2014) diputar dalam “Indonesia Movie Night” Cinema House Sofia, Jumat (23/3/2018). SIFF adalah festival film terbesar di Bulgaria dan juga salah satu festival film bergengsi di Eropa.
Dilansir dari laman kemlu.go.id, Senin (26/3/2018), tahun ini diperkirakan ada sekitar 80 ribu orang yang menyaksikan berbagai film internasional yang diputar dalam SIFF. Penonton tersebut terdiri dari berbagai kalangan yakni kalangan diplomatik, pejabat pemerintah, akademisi, pelajar, dan masyarakat umum.
Dalam sambutan pemutaran film, Deputy Direktor SIFF, Mira Staleva menyambut tayangan film bertema kuliner ‘Tabula Rasa’ ini sebagai cara untuk “memperlezat” hubungan bilateral antara Indonesia dengan Bulgaria.
Sheila Timothy selalu produser film tersebut juga menyampaikan kebahagiaannya karena film ‘Tabula Rasa’ bisa dinikmati oleh penonton di Sofia.
“Semoga semangat untuk merayakan keberagaman bisa ikut dirasakan. Seperti tagline ‘Tabula Rasa’, makanan adalah itikad baik untuk bertemu," kata Sheila.
Film garapan sutradara Adriyanto Dewo tersebut menceritakan tentang Hans, seorang pemuda Papua yang putus asa karena tidak dapat meraih impiannya untuk menjadi pemain sepak bola ternama. Namun, semangat hidupnya kembali lagi setelah bertemu dengan Mak yang mengajarinya untuk menjadi juru masak rumah makan Padang.
Di Indonesia, film ‘Tabula Rasa’ telah mendapatkan sederet penghargaan seperti memenangkan empat Piala Citra dalam ajang Festival Film Indonesia (FFI) 2014 untuk kategori sutradara terbaik (Adriyanto Dewo), penulis skenario asli terbaik (Tumpal Tampubolon), pemeran utama wanita terbaik (Dewi Irawan), dan pemeran pendukung pria terbaik (Yauyu Unru).
Melihat gambar makanan yang ditampilkan dalam film ini yang begitu menggoda, seorang penonton asal Belanda yang juga koki dan penggemar makanan Padang bahkan mengatakan bahwa film ini membuatnya ingin pulang untuk memasak makanan Indonesia. Di sela-sela pemutaran film, para penonton juga dapat merasakan lezatnya rendang Indonesia seperti yang ditampilkan dalam film.
Menurut Dubes RI Sofia, Sri Astari Rasjid, promosi terpadu antara kuliner, film, dan pariwisata Indonesia ini diharapkan dapat berkontribusi dalam peningkatan jumlah wisatawan Indonesia.
Dubes juga menyampaikan dukungan untuk industri kreatif Indonesia agar semakin berkembang di tingkat internasional. Harapnya pada SIFF tahun depan dapat ditampilkan lebih banyak film Indonesia dan terdapat segmen khusus panorama beberapa film Indonesia. (Lin)
(way)