Hard News

Heboh Ponpes Al Zaytun, Sejumlah Jurnalis Diadang Petugas Pengamanan saat Liputan

Nasional

22 Juni 2023 13:03 WIB

Ilustrasi (Foto: Pixabay/mmamontov)

Solotrust.com - Kasus Pondok Pesantren Al Zaytun masih terus berlanjut. Terkini, sejumlah jurnalis yang sedang melakukan tugas peliputan diadang petugas pengamanan pesantren.  
 
Para pewarta diadang saat melakukan tugas untuk mengabarkan situasi terkini di pondok pesantren kontroversial itu. Petugas pengamanan Al Zaytun malah memotret wajah-wajah jurnalis dan mencatat asal media masing-masing. Padahal, para jurnalis melakukan tugas peliputan di tepi jalan yang telah diberi pembatasan oleh pihak Al Zaytun, sesuai etika yang ada. 
 
Para jurnalis melakukan tugas mereka lantaran kabar mengenai Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan melakukan investigasi di pondok pesantren (Ponpes) kontroversional itu. Namun hingga Rabu (21/06/2023) sore tak terlihat aktivitas mencolok apa pun di sana. 
 
Sementara itu, puluhan kiai dan ulama dari sejumlah pondok pesantren dan organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam di Tasikmalaya, Jawa Barat berkumpul membahas kesesatan Al Zaytun. Mereka melaporkan Panji Gumilang ke Polda Jawa Barat dengan tuduhan penistaan agama.
 
Pembahasan itu digelar di Pondok Pesantren Al Muzzani, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Rabu (21/06/2023) petang. Acara dihadiri puluhan kiai dari berbagai pondok pesantren.
 
Para kiai dan ulama dalam pertemuan itu sepakat menyuarakan pernyataan sikap atas dugaan kesesatan disebarkan pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun.
 
Usai menyuarakan pernyataan sikap, salah seorang perwakilan tokoh ulama Tasikmalaya, KH Miftah Fauzi mengatakan, menurut pandangannya, persoalan Al Zaytun sudah lama terjadi.
 
Namun, saat ini menjadi keresahan para ulama adalah pernyataan pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang secara terang-terangan berbicara menyimpang di media sosial.
 
"Sebenarnya persoalan Al Zaytun adalah persoalan lama, tapi ramai di tahun ini. Problem (masalahnya-red)-nya adalah speak up Panji Gumilang itu sendiri karena sering di-upload di media secara umum," kata KH Miftah Fauzi, dikutip dari sebuah sumber.
 
"Kalau saja itu dibicarakan di internal mereka, tidak terpublikasi di media sosial, mungkin tidak seresah ini umat islam di seluruh Jawa Barat," sambungnya. 
 
Usai resah dengan pernyataan itu, Miftah Fauzi, mengungkapkan para ulama Tasikmalaya sepakat untuk berembug di Ponpes Al Muzzani. Forum ini membahas dan mengingatkan pemangku kebijakan dalam mengatasi persoalan Al Zaytun. Para ulama menilai, seolah-olah ada ketimpangan hukum dalam mengusut kasus ini.
 
"Dengan demikian hari kemarin para ulama datang ke tempat kami memohon waktu dan tempat. Saya sebagai tuan rumah mempersiapkan serta bersepakat harus diingatkan, terutama pemangku kebijakan bagaimana menyikapi ini tidak terjadi. Ada pandangan masyarakat seolah-olah ada ketimpangan hukum dalam penegakan hukumnya," ucapnya. (arum)

(and_)