SOLO, solotrust.com - SMKN 8 Surakarta mempersembahkan gelar karya cipta budaya "TRI(UM)PAMA" dalam rangka memperingati hari ulang tahun (HUT) ke-73. Momen terindah gelar karya disuguhkan di Auditorium Konservatori Padmanegara, Kamis (24/08/2023) malam.
Seni pertunjukan kolaboratif dalam acara ini disuguhkan potensi-potensi seni dari 75 hingga seratus siswa lintas jurusan. Dikemas dalam bentuk personifikasi serta pendekatan masa lalu dan sekarang, dipadukan dengan garapan seni pertunjukan.
24 Agustus merupakan momen terindah bagi SMKN 8 Surakarta. Pada saat itu dihelat malam pucak gelar karya siswa, kerja sama dengan konsorsium yang setiap bulan menggembleng para siswa.
Pertunjukan menampilkan visualisasi film, drama, wayang (tradisi/kontemporer sandosa), tari tradisi/kreasi, dibalut ilustrasi musik melibatkan musik tradisi (gamelan/kreasi) maupun orkestra/kontemporer.
Sementara sinopsis Tri(um)pama berdasarkan Serat Tripama, salah satu karya KGPAA Mangkunegara IV yang hanya berisi 7 tujuh bait tembang Dhandhanggula.
Tripama sendiri sebenarnya adalah bentuk umpama atau perumpamaan yang merujuk pada tiga tokoh dalam dunia pewayangan, yakni Adipati Basukarna dari Awangga, Patih Suwanda dari Maespati, dan Kumbakarna dari Alengka. Sikap menggambarkan berbagai nilai yang patut menjadi teladan daalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Acara ini turut dihadiri Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah, Uswatun Hasanah. Dalam sambutannya, ia berharap agar para siswa mulai mengepakkan sayap dan memberikan apresiasi serta semangat belajar. Hal ini juga dibuktikan prestasi SMKN 8 Surakarta yang telah mengantarkan lima siswa ke Paris.
“Seniman-seniman Jawa Tengah di Indonesia ini yang mencuat itu mayoritas dari SMKN 8 Surakarta. Jadi buat diri anda tidak perlu menunggu untuk dipanggil, tapi buat mereka untuk menunggu waktumu untuk menghadiri hajatan mereka,” tutur Uswatun Hasanah.
Acara spektakuler disutradarai Sarmadi Sabdo Utomo dan penanggung jawab Wening Sukmanawati yang juga merupakan kepala sekolah. Acara ditujukan umum dan bersifat gratis.
Atmoster seni yang kental menyelimuti auditorium serta sambutan hangat para kru, baik dari kalangan siswa maupun guru.
Salah satu penari yang ikut terlibat dalam gelar karya cipta budaya, Astian turut menceritakan pengalamannya selama ini.
“Saya memerankan dua peran, saya suka diikutkan acara ini dan juga bangga kepada diri saya. Sukanya, saya senang kebersamaannya, kalau dukanya waktu latihan itu kadang suka di-cut, tapi itu buat evaluasi. Kayaknya sudah tiga kali ikut pertunjukan seperti ini, kata Astian.
*) Reporter: Natasya Assyahra/Raudlatul Jannah
(and_)