Hard News

GPSK Tanam 1000 Pohon Buah demi Masa Depan Cerah

Jateng & DIY

25 September 2023 21:01 WIB

Gerakan Peduli Sekitar Kita (GPSK) menanam seribu pohon buah di kawasan Urban Forest Solo, Sabtu (23/09/2023). (Foto: Dok. Istimewa)

SOLO, solotrust.com - Majelis Nichiren Shoshu Buddha Dharma Indonesia (MNSBDI) tahun ini kembali menyelenggarakan kegiatan nasional, yakni Wahana Negara Raharja (WNR) setelah pandemi Covid-19. Diikuti 1500 umat dari seluruh daerah di Indonesia, hingga kini, gerakan cinta Tanah Air umat Majelis Nichiren Shoshu Buddha Nichiren Shoshu Indonesia secara konsisten dijaga dan dikembangkan penerapannya sesuai perkembangan zaman oleh Ketua Umum Pandita Utama Herwindra Aiko Senosoenoto.

Kali ini Gerakan Peduli Sekitar Kita (GPSK) kembali di Kota Solo dengan menanam seribu pohon buah di kawasan Urban Forest Solo, Sabtu (23/09/2023). Kegiatan diikuti sekira 300 orang dan dihadiri Dinas Lingkungan Hidup (DLH), camat, perwakilan lintas agama, serta komunitas anak muda Solo.



Tema kali ini adalah Tanam Buah, Masa Depan Cerah. Konsep tanam buah ini bisa diikuti masyarakat maupun umat. Buah merupakan bagian penting harus ada dalam kehidupan. Acara ini dilepas Kepala DLH Solo, Kristiana Hariyanti.

Ketua GPSK, Pandita Irwan Prasidha menyatakan, menjaga lingkungan harus jadi kebiasaan hidup.

"Hal itu bagian dari pelaksanaan ajaran agama Buddha dalam keseharian," ujarnya.

Adapun jenis tanaman ditanam pada acara kali ini, antara lain berupa tanaman buah, seperti buah jambu kristal, nangka, mangga, dan alpukat. Dipilihnya tanaman ini selain berguna untuk menjaga kelestarian alam, hasilnya juga dapat dimanfaatkan masyarakat saat sudah berbuah, serta akan menjadi daya tarik Urban Forest Solo itu sendiri.

Sesuai prinsip Buddhisme, “lingkungan adalah kita”. Selama ini MNSBDI selalu menerapkan hal yang memberikan dampak bermanfaat untuk lingkungan sekitar.

Gerakan Peduli Sekitar Kita merupakan program sosial masyarakat di bawah naungan MNSBDI yang sudah banyak dijalankan di seluruh daerah hingga pelosok desa.

Adapun kontribusi sudah berjalan hingga saat ini adalah program penghijauan dengan tanam seribu pohon tiap tahun. Daerah sudah terlaksana penghijauan, di antaranya Semarang, Bali, DKI Jakarta, Kepulauan Riau, dan Medan-Pantai Cermin.

Selain penghijauan, ada pembersihan sampah di sungai, program zero plastic, zero waste, dan membuat seribu sumur resapan di beberapa daerah,di Jawa Tengah.

Program masyarakat bagian pendidikan meliputi Sekolah Pertanian Gratis di Bogor (SMP dan SMK Amerta), Sekolah TK Mandarawa di Ponorogo, Sekolah Perempuan di Wonomulyo, serta pemberian beasiswa SMP, SMA, hingga mahasiswa.

Program Radio Amerta di Vihara Purworejo turut serta membantu pemerintah daerah dalam menyiarkan program dan syiar agama untuk kerukunan umat beragama.

Selama pandemi Covid-19, GPSK juga turut aktif membantu penanggulangannya dengan menyalurkan bantuan masker, hand sanitizer, dan disinfektan ke masyarakat sekitar, ojek online, hingga puskesmas.

Tujuan dipilihnya kegiatan ini untuk menyadarkan masyarakat, terutama kalangan anak muda agar dapat selalu menjaga kelestarian alam. Permasalahan lingkungan, termasuk tanggung jawab bersama. Kegiatan ini dibuat sebagai tanda pertanggungjawaban dan balas budi umat terhadap alam yang menjadi tempat hidup dan memberi kehidupan.

(and_)