Hard News

4 Hari Digelar, Solo Indonesia Culinary Festival Andalkan Kuliner Tempo Dulu

Jateng & DIY

11 April 2018 16:43 WIB

Kepala Dinas Pariwisata Surakarta Hasta Gunawan (kiri) dan Ketua SICF 2018 Daryono (dua dari kanan) saat jumpa pers SICF 2018, Rabu (11/4/2018). (solotrust.com/vin)


SOLO, solotrust.com- Selama empat hari ke depan, halaman parkir sebelah selatan Stadion Manahan bakal dipenuhi dengan stand-stand yang menjajakan beraneka macam kuliner. Pasalnya, festival kuliner "Solo Indonesia Culinary Festival 2018" sudah mulai dibuka mulai Kamis-Minggu (12-15/4/2018) di Halaman Parkir Selatan Stadion Manahan, Surakarta.



"Jadi ada 170 stand yang ikut dalam festival kuliner ini, 30 persennya dari UMKM. Untuk tahun ini memang kita tonjolkan pada kuliner tempo dulu. Selain itu, setiap hari juga ada lomba-lomba," ungkap Kepala Dinas Pariwisata Surakarta, Hasta Gunawan, Rabu (11/4/2018).

SICF 2018, kata Hasta, menjadi ajang edukasi, apresiasi, dan konservasi potensi kuliner tradisional daerah khususnya di Kota Solo. Untuk itu, panitia juga menyiapkan beberapa demonstrasi memasak kuliner tempo dulu untuk memberi edukasi kepada masyarakat. Hal ini dilakukan sebagai upaya melestarikan kuliner tempo dulu yang mulai tergerus kuliner kekinian.

"Akan digelar demo masak makanan tempo dulu yang diikuti oleh para peserta dari masyarakat umum, seperti memasak sate kere."

Dikatakannya, akan ada juga pajangan (display) kuliner dimana masyarakat bisa membeli menu-menu lokal zaman dulu, diantaranya tengkleng, sate kere, dan nasi liwet. Dirinya berharap melalui SICF ini semakin menegaskan kota Solo sebagai destinasi wisata kuliner nusantara.

"Nanti akan ada juga penghargaan kepada pelaku UMKM yang dinilai setia menggeluti usaha di bidang kuliner tradisional," tandas Hasta.

Ketua Panitia Pelaksana SICF 2018, Daryono berharap melalui kegiatan festival kuliner ini, ada pengaruh positif terhadap kunjungan wisatawan ke kota Solo maupun penerimaan paket daerah. Beberapa agenda, lanjut Daryono, diantaranya food bazar yang diikuti oleh pengusaha jasa boga, katering, restoran, dan hotel.

"Untuk stand sudah sold out, tapi kita masih menerima UMKM yang berbasis tradisonal. Nanti akan kita tempatkan di Kampung Tempo Doeloe. Event ini mempertegas kota Solo sebagai kota kuliner ditingkat internasional," tutup Daryono. (vin)

(wd)