SUKOHARJO, solotrust.com - Kirab hari jadi ke-78 Kabupaten Sukoharjo dinilai masih terkesan sebatas hajatan pemerintah, bukan rakyat. Wakil Bupati (Wabup) Sukoharjo Agus Santosa menilai acara kirab yang baru saja dilaksanakan masih cenderung elitis.
Dikatakan wabup, hari jadi ke-78 Kabupaten Sukoharjo adalah perjalanan cukup panjang, mulai zaman kemerdekaan hingga sekarang.
"Ke depan kita bangun masyarakat yang lebih baik, terutama kaitannya dengan fasilitas-fasilitas publik sehingga bisa menjadi tempat interaksi antarwarga," ujar Agus Santoso di sela mengikuti acara kirab, Senin (15/07/2024).
Lebih lanjut diutarakan, kirab petikan PP yang nyaris digelar setiap tahun masih cenderung elitis. Artinya, acara hari jadi Kabupaten Sukoharjo belum sepenuhnya menjadi milik masyarakat.
"Tahun ke tahun masih cenderung elitis, kesannya yang punya hajat pemerintah, bukan masyarakat Sukoharjo," tandasnya.
Agus Santoso menilai perlu dilakukan terobosan dan inovasi terkait acara kirab. Konsep acara bisa diubah lebih memasyarakat.
"Misalnya tumpengan, makan bersama di alun-alun, berbaur antara masyarakat dan pemerintah. Pemerintah yang membagi-bagikan makanan. Saya rasa anggarannya juga cukup dibanding dengan acara kirab yang seperti ini," sebutnya.
Kendati begitu, wabup mengapresiasi dilibatkannya para pelajar dalam acara flashmob tari cuci tangan. Setidaknya 5000 lebih pelajar dari jenjang SD, SMP hingga SMA turut berpartisipasi.
Seperti tahun sebelumnya, upacara penyerahan Petikan PP di halaman Sekretariat Daerah mengawali kirab Petikan PP Nomor 16/SD/1946, Senin (15/07/2024) pukul 07.00 WIB.
Selanjutnya dilakukan kirab surat petikan menuju gedung DPRD Kabupaten Sukoharjo, singgah di simpang lima atau depan rumah dinas bupati Sukoharjo. (nas)
(and_)