Hard News

Badai Matahari Hantam Bumi Pekan Ini?

Hard News

12 April 2018 21:40 WIB

Badai matahari (REUTERS/NASA/SDO/Handout)

JAKARTA, solotrust.com – Badai matahari diperkirakan akan menghantam bumi pekan ini. Hal itu diungkapkan Pusat Prakiraan Cuaca Ruang Angkasa (Space Weather Prediction Center/SWPC) di Colorado, Amerika Serikat.

Melansir Fox News, Rabu (11/04/2018), Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (The National Oceanic and Atmospheric Administration/NOAA) dalam pengamatannya menyebut ada lubang polaritas koronal dengan aliran kecepatan tinggi. Hanya saja tak ada penjelasan rinci kapan tepatnya badai itu sampai ke bumi.



Peneliti NASA, C Alex Young dalam laporan yang diterbitkan Senin (09/04/2018), menyatakan sedikitnya ada tiga lubang koronal substansial yang mendemonstrasikan medan magnet matahari. Pengamatan dilakukan Minggu (08/04/2018) lalu.

“Ini adalah area medan magnet terbuka dari angin matahari berkecepatan tinggi yang bergerak ke luar angkasa. Angin matahari ini jika berinteraksi dengan magnetosfer (bumi) bisa memunculkan aurora di dekat kutub,” jelasnya.

Badai magnetik di permukaan matahari bisa mengakibatkan terjadinya ‘jilatan api matahari’. Jika badainya cukup kuat akan menyebabkan pelepasan massa koronal (coronal mass ejection/CME).

CME adalah ledakan besar medan magnet dan plasma dari koronal matahari. Ketika CME berdampak pada magnetosfer bumi akan terjadi badai geomagnetik dan menyebabkan aurora,” terang NASA.

Sementara itu, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) melalui akun Twitter resminya, @LAPAN_RI mengutarakan fenomena tersebut tak perlu dikhawatirkan. Lembaga pemerintah ini melihat aktivitas matahari berada dalam level tenang. Peristiwa yang terjadi bukanlah badai matahari, melainkan badai geomagnet akibat lubang korona.

“Tenang saja sob, aktivitas matahari berada dalam level quiet. Hal tersebut bukanlah badai matahari, tetapi badai geomagnet akibat lubang korona 3-4 hari yang lalu. Kondisi goemagnet di Indonesia sempat aktif 24 jam terakhir, tapi diperkirakan 24 jam ke depan sudah tenang,” jelas LAPAN.

(and)