Entertainment

Indonesia Perkuat Posisi di Industri Film Global, Ini Langkah Menbud di FILMART 2025

Musik & Film

19 Maret 2025 16:42 WIB

Ilustrasi (Foto: Pixabay/StockSnap)

Solotrust.com – Menteri Kebudayaan Republik Indonesia (Menbud RI), Fadli Zon mengadakan pertemuan strategis dengan para pemangku kepentingan di industri perfilman dunia dalam ajang HongKong International Film dan TV Market (FILMART) 2025. Langkah ini bertujuan untuk memperluas jangkauan film Indonesia ke pasar global dan dapat memperkuat posisi Indonesia dalam industri film Asia.

Dalam  pertemuan dengan Asian Film Alliance Network (AFAN) dihadiri perwakilan dari lembaga perfilman Korea Selatan, Filipina, Taiwan, Thailand, dan Malaysia, Fadli Zon menekankan pentingnya membangun solidaritas industri film di Asia. Ia juga menyoroti negara-negara Asia memiliki potensi besar, namun sering kali tidak terkoordinasi dengan baik.



“Semakin ketatnya persaingan global, kita perku memperkuat kolaborasi dalam produksi, distribusi, penguatan kapasitas, dan regulasi agar film Asia dapat memiliki posisi lebih kuat di pasar dunia. Indonesia siap mendukung kolaborasi dan sinergi di kawasan, berkontribusi dalam mempercepat ekosistem film Asia agar lebih kompetitif di tingkat global,” ujarnya, dikutip dari sebuah sumber.

Pada kesempatan itu, Fadli Zon juga bertemu dengan Direktur Red Sea Souk, Holly Daniel, bagian dari Red Sea International Film Festival Arab Saudi. Kedua belah pihak menyoroti pentingnya hubungan bilateral antara Indonesia dan Arab Saudi dalam industri perfilman.

”Kita memiliki begitu banyak cerita yang bisa diproduksi dan didistribusikan di kawasan ini. Apalagi hubungan historis dan bilateral kita dengan Arab Saudi sudah sangat kuat. Ini peluang yang tidak boleh dilewatkan,” kata Fadli Zon.

Sekadar informasi, Red Sea Souk telah berkembang pesat dalam lima tahun terakhir dan mulai menjadi pusat perkembangan industri film di kawasan Timur Tengah. Pada 2025-2026, Red Sea Souk akan menjadikan Asia sebagai fokus utama dan memberikan peluang besar bagi film-film Indonesia untuk masuk ke pasar Timur Tengah.

Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar, Indonesia memiliki banyak narasi kolektif bisa menarik perhatian pasar Arab Saudi yang saat ini semakin terbuka terhadap karya-karya dari berbagai negara, termasuk Indonesia.

Fadli Zon juga bertemu dengan, CEO FINAS Malaysia, Datuk Azmir Saifuddin guna membahas penguatan distribusi dan produksi bersama film Indonesia dan Malaysia dengan fokus pada film historis dan budaya Melayu. Film dianggap sebagai media kuat untuk menghidupkan warisan budaya Melayu dan mempererat hubungan antara Indonesia dan Malaysia.

Adanya berbagai peluang terbuka di FILMART 2025, Indonesia siap mengambil peran lebih besar dalam industri film internasional. Indonesia memiliki cerita, talenta, dan kapasitas produksi berdaya saing. Dengan strategi tepat, Indonesia bisa menjadi kekuatan utama dalam perfilman Asia dan dunia. (Firasti Vidyasari)

*) Berbagai Sumber

(and_)