BOYOLALI, solotrust.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali terus berusaha menyukseskan salah satu dari asta cita pemerintah pusat, yakni swasembada pangan.
Hal ini terbukti dengan adanya bantuan sarana dan prasarana (Sarpras) pertanian melalui Dinas Pertanian (Dispertan) Boyolali kepada gabungan kelompok tani (Gapoktan) Desa Canden, Kecamatan Sambi.
Acara penyerahan bantuan sarpras pertanian secara simbolis dilakukan Bupati Boyolali Agus Irawan di kawasan pertanian Desa Canden beberapa hari lalu. Kepala Desa Canden, Jiyanto berharap bantuan sarpras diterima Gapoktan Lestari dapat bermanfaat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Sementara itu, Plt Kepala Dispertan Kabupaten Boyolali, Suyanta, menyampaikan bagi para penerima bantuan nantinya dapat mengambil alat-alat pertanian di kantor Dispertan dan di Gudang Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Teras. Anggaran bantuan sarpras bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) II, serta dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) sebesar Rp14.452.415.000.
“Inilah bentuk kepedulian pemerintah daerah kepada petani untuk mewujudkan ketahanan pangan yang muaranya untuk peningkatan pendapatan atau peningkatan kesejahteraan petani,” ujarnya.
Bupati Boyolali, Agus Irawan mengatakan, bantuan ini untuk mencapai swasembada pangan. Diharapkan bantuan yang diberikan tidak diperjualbelikan dan benar-benar dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi serta kesejahteraan kelompok.
“Bagi petani yang tidak bisa menggunakan alat pertanian dapat mengikuti pelatihan di Dispertan Boyolali,” katanya.
Selain itu, gapoktan diharapkan selalu berkomunikasi dengan kepala desa. Terkait sarpras pertanian, Pemkab Boyolali juga akan membangun irigasi pada 2025 guna meningkatkan hasil pertanian.
“Program utama dari pemerintah pusat bagaimana swasembada pangan dan juga kesejahteraan petani bisa terjamin di Indonesia,” tandas bupati.
Daftar bantuan diserahkan kepada gapoktan, bersumber dari APBN berupa traktor roda dua, rice transplanter, hand sprayer elektrik, pompa air 6 inch, pompa air 4 inch, combine inari, combine maxi, rotavator crawler, padi gogo, pestisida, dan herbisida. Sementara dari dana APBD II terdiri atas jalan usaha tani, jaringan irigasi, dan hand sprayer elektrik.
Selanjutnya untuk bantuan DBHCHT berupa sumur dangkal, jaringan irigasi tersier, jalan produksi, alat perajang tembakau, hand sprayer elektrik, cultivator, kendaraan roda tiga, hand tractor, rotavator, pupuk NPK rendah chlore, dan pupuk ZA.
Kepala Bidang Perkebunan Dispertan Boyolali, Muhamad Busroni bilang, pada 2025 Kabupaten Boyolali mendapat DBHCHT sebesar Rp32.841.224.000. Adapun dari alokasi dana sebesar itu, Dispertan Boyolali mendapat alokasi Rp7.38.313.000. Nilai DBHCHT diterima Dispertan Boyolali pada 2025 dipergunakan untuk kegiatan yang mendukung peningkatan bahan baku tembakau.
“Pertama pelatihan budidaya tembakau senilai Rp25.600.000 dengan target pelatihan sebanyak 60 orang petani tembakau dari dua kelompok tani,” jelas dia.
Alokasi bantuan pascapanen tembakau berupa alat perajang sebanyak 20 unit dengan alokasi anggaran sebesar Rp32 juta, diperuntukan bagi 20 kelompok tani penghasil tembakau. Ada pula bantuan pupuk NPK rendah flour dan pupuk ZA untuk 110 kelompok tani yang mengkaver luas lahan 550 hektare senilai anggaran Rp4.455.000.000.
Selain itu ada fasilitas lainnya, yakni angkut sarana produksi (Saprodi) berupa lima unit kendaraan dengan Rp190 juta, diperuntukan bagi lima kelompok tani penghasil tembakau.
“Selanjutnya bantuan hand sprayer elektrik sebanyak 220 unit senilai Rp187 juta untuk 28 orang kelompok tani penghasil tembakau,” tambah Muhamad Busroni.
Bantuan juga berupa cultivator sebanyak 20 unit senilai Rp380 juta untuk 20 kelompok tani, enam unit hand tractor senilai Rp180 juta untuk enam kelompok tani, satu alat pengolah tanah berupa rotavator senilai Rp300 juta untuk satu kelompok tani.
Selain itu, dari dana DBHCHT Dispertan Boyolali juga melakukan pembangunan sumur dangkal sebanyak dua unit senilai Rp86 juta diperuntukkan dua kelompok tani. Ada pula pembangunan sarana produksi untuk empat kelompok tani senilai Rp428 juta dan rehabilitasi saluran irigasi untuk empat kelompok tani senilai Rp428 juta.
Adanya bantuan dari dana DBHCHT ini, pemerintah berharap kelompok tani dapat memanfaatkan bantuan sebaik baiknya.
“Tujuan pemerintah memberikan bantuan bagi kelompok tani penghasil tembakau ini, pertama untuk meningkatkan produksi dan mutu penghasil tembakau. Selain itu juga memberikan nilai tambah bagi komoditas penghasil tembakau dan peningkatan kesejahteraan para petani tembakau di Boyolali,” pungkas Muhamad Busroni. (jaka)
(and_)