Serba serbi

Pengembangan Wisata Alam Tubing Muslim: Antara Potensi dan Tantangan

Wisata & Kuliner

28 Agustus 2025 14:39 WIB

Destinasi wisata alam Tubing Muslim di kawasan hutan Perhutani Karanganyar terus menjadi daya tarik bagi pencinta wisata berbasis alam. (Foto: Dok. solotrust.com/Nirmala Asnaliza Mutiasari)

KARANGANYAR, solotrust.com - Sejak dibuka pada 2016, destinasi wisata alam Tubing Muslim di kawasan hutan Perhutani Karanganyar terus menjadi daya tarik bagi pencinta wisata berbasis alam. Awalnya, wisata tubing ini sempat booming pada 2017–2018 karena debit air melimpah.

Dalam perkembangannya, debit air sungai kian berkurang akibat kebutuhan air minum dan irigasi, sehingga pengelola harus melakukan rekayasa dengan membangun bendungan sementara.



Kendati demikian, lokasi ini tetap memiliki keunggulan dibandingkan tempat tubing lain. Air sungai di kawasan Tubing Muslim dikenal bersih dan jernih karena berada di atas pemukiman warga, sehingga bebas dari limbah rumah tangga. Selain itu, lokasi ini juga relatif aman dari risiko banjir karena dekat dengan sumber mata air utama.

Adapun untuk meningkatkan daya tarik, pengelola yang berasal dari karang taruna dan remaja masjid tak hanya menawarkan tubing, namun juga camping ground, homestay berbasis rumah warga, serta rencana pengembangan kafe bernuansa alam. Saat ini, kegiatan camping di pinggir sungai menjadi favorit pengunjung, terutama keluarga kecil dan komunitas.

Meski memiliki potensi besar, pengelola menghadapi beberapa tantangan utama: Keterbatasan debit air tak selalu stabil serta lokasi akses jalan sempit dan terjal, menyulitkan kendaraan besar masuk ke lokasi.

Selain itu, adanya keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan pemasaran, khususnya dalam pengelolaan media sosial. Di lain sisi, pendanaan juga terbatas, meski sejak awal Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) telah menanamkan modal.

Menurut perwakilan pengelola, Abbu Azzam, ke depan dibutuhkan kerja sama lebih intensif dengan pemerintah desa, kecamatan, maupun investor swasta. Harapannya, akses menuju lokasi dapat diperlebar, fasilitas wisata bisa bertambah, dan branding digital semakin kuat sehingga menarik minat wisatawan luar daerah.

“Kalau ingin wisata ini maju, akses jalan harus diperhatikan. Kami juga berharap dukungan penuh dari pemerintah desa maupun pihak lain untuk pengembangan ke depan,” kata dia.

Selain wahana air, rencana jangka panjang Tubing Muslim adalah menghadirkan kafe alam dan wisata edukasi berbasis lingkungan, termasuk program penghijauan dan penanaman kopi di kawasan Perhutani. Dengan begitu, meski debit air berkurang, wisatawan tetap bisa menikmati suasana alam sejuk dan asri.

Tubing Muslim membuktikan inisiatif lokal dengan semangat gotong royong mampu melahirkan destinasi wisata potensial. Tinggal bagaimana dukungan dari berbagai pihak bisa menjadi kunci agar wisata ini berkembang menjadi ikon baru wisata alam Karanganyar.

*) Reporter: Rossalia Yolanda Putri/Nirmala Asnaliza Mutiasari/Meylina Nur Cahyatri

(and_)