Pend & Budaya

Peringati September Hitam, BEM UNSA Kobarkan Api Semangat Perjuangan

Pend & Budaya

01 Oktober 2025 13:45 WIB

BEM UNSA menggelar aksi solidaritas dalam rangka memperingati September Hitam dengan tema Menolak Lupa sebagai Bagian Perjuangan. Acara dilaksanakan di teras Auditorium Prof Brodjosudjono kampus setempat, Selasa (30/09/2025) malam. (Foto: Dok. solotrust.com/Miftah Nur Faizin)

SOLO, solotrust.com – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Surakarta (UNSA), menggelar aksi solidaritas dalam rangka memperingati September Hitam dengan tema 'Menolak Lupa sebagai Bagian Perjuangan'. Acara dilaksanakan di teras Auditorium Prof Brodjosudjono kampus setempat, Selasa (30/09/2025) malam.

Di Indonesia, September Hitam merupakan istilah yang sering dikaitkan dengan kejadian-kejadian kelam, seperti penculikan jenderal dalam peristiwa G 30S PKI, pelanggaran HAM, serta kasus lainnya yang terjadi di Bulan September. Acara peringatan ini digelar sebagai bentuk rasa empati, kepedulian serta tindakan menuntut keadilan bagi para tokoh nasional yang menjadi korban kekejaman orang-orang berkuasa.



Acara ini berlangsung dengan sambutan dari ketua BEM UNSA, penayangan film G 30S PKI, orasi dari anggota BEM, menyanyikan lagu untuk para pahlawan, doa bersama, serta menyalakan lilin dan melempar bunga sebagai simbol untuk mengenang jasa-jasa para tokoh nasional.


Presiden Mahasiswa UNSA, sekaligus koordinator pusat BEM Soloraya, Ridwan Nur Hidayat dalam sambutannya menyampaikan peringatan September Hitam ini merupakan bentuk kepedulian mahasiswa untuk terus bersuara.

“Kita harus terus mengingat dan berjuang untuk negara kita. Kita harus jadi mahasiswa yang peka dan melihat keadaan negara kita,” kata Ridwan Nur Hidayat.


“Mungkin kalian di sini masih bertanya-tanya apa sih itu September Hitam? Acara ini adalah bentuk kalau kita selalu peduli kawan-kawan. Sebagai mahasiswa, kita melihat tanggungan belum bisa diselesaikan, sebagai mahasiswa kita mampu nggak untuk selalu mengingat, selalu berjuang untuk mengubah keadaan negara kita karena kalau bukan kita siapa lagi,” tegasnya.

Ketua BEM UNSA, Muhammad Asdinur berharap acara ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa. Ia menambahkan, September Hitam merupakan luka bagi masyarakat Indonesia karena di dalamnya ada luka orang-orang yang suaranya dibungkam. Oleh karena itu, acara ini merupakan sikap menolak lupa untuk melanjutkan perjuangan.

“Melalui kegiatan ini semoga kita dapat memperoleh manfaat, memperluas wawasan, serta meraih kebersamaan di antara kita. September Hitam merupakan bentuk kita tolak lupa dan mengingat keadilan harus terus diperjuangkan,” ujar Muhammad Asdinur.

*) Reporter: Miftah Nur Faizin/Mochammad

(and_)

Berita Terkait

Berita Lainnya