Pend & Budaya

Fenomena One Piece: Simbol Perlawanan Rakyat di Balik Bendera Bajak Laut

Pend & Budaya

10 Agustus 2025 10:13 WIB

Bendera Jolly Roger One Piece dikibarkan di salah satu sudut kota. (Foto: Dok. Istimewa)

SOLO, solotrust.com - Fenomena pengibaran bendera Jolly Roger bergambar tengkorak serta berwarna hitam menjelang perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Bendera ini merupakan simbol perlawanan terhadap penguasa korup dalam anime One Piece karya Eiichiro Oda. 
 
Pengibaran bendera Jolly Roger di bawah bendera merah putih kali pertama dilakukan seorang Nakama (sebutan bagi penggemar series One Piece), kemudian diikuti kelompok pecinta anime lain hingga merambah ke kalangan masyarakat luas. 
 
Menurut Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Surakarta (BEM UNSA), Ridwan Nur Hidayat, narasi One Piece menampilkan perjuangan melawan pemerintah dunia yang korup sangat mirip dengan realitas di Indonesia. 
 
"Film itu membuktikan bahwa One Piece adalah suatu bentuk menolak terkait dengan kebijakan pemerintah yang banyak korupsinya," kata dia kepada solotrust.com, tengah pekan ini.
‎​Bendera One Piece ini menjadi cara kreatif dan damai bagi masyarakat, terutama para pemuda untuk menyuarakan kekecewaan. Ketika korupsi merajalela dan kebijakan tak berpihak pada rakyat, banyak orang merasa seperti karakter One Piece berjuang melawan sistem yang tidak adil.
 
‎​Bagi Ridwan Nur Hidayat, apabila pemerintah merasa terancam dengan bendera One Piece, hal ini justru menunjukkan ada yang salah. 
 
"Kalau memang mereka dirinya nggak salah, kenapa harus takut dengan bendera tersebut?" tanyanya. 
 
Ridwan Nur Hidayat menegaskan, kritik adalah bagian penting dari demokrasi. Menganggap bendera ini sebagai ancaman sama saja dengan membungkam aspirasi rakyat.
 
‎​Pengibaran bendera One Piece di momen kemerdekaan bukan hanya tren, melainkan harapan untuk revolusi, dalam arti lebih luas, yakni revolusi cara berpikir dan revolusi kebijakan. Kemerdekaan yang hampir 80 tahun seharusnya dirasakan seluruh rakyat, bukan hanya segelintir elite kekuasaan.
‎​Bendera menjadi pengingat, kebenaran dan keadilan adalah harta karun paling berharga.
 
*) Reporter: Nirmala Asnaliza M/Meylina Nur Cahyatri
 

(and_)