SOLO, solotrust.com – Kejadian siswi lulusan SMP yang dihamili oleh siswa SD di Tulunganggung, Jawa Timur begitu menggegerkan publik. Turut angkat bicara, Fatayat NU menilai insiden ini merupakan persoalan kompleks dan bukan hanya kesalahan dari kedua pelaku.
Melansir NU Online, Ketua Umum PP Fatayat Nahdlatul Ulam (NU) Anggia Ermarini mengatakan bahwa persoalan ini menjadi tamparan bagi pihak-pihak lain juga, terutama bagi orang tua.
“Ini persoalan kita, dan ini tamparan bagi kita pendidik (sekolah), orang tua, dan lingkungan,” katanya, Jumat (25/5/2018) siang.
Dirinya menegaskan bahwa orang tua harusnya memiliki kesadaran untuk memberikan pendidikan khususnya kepada anak-anaknya. Pendidikan yang dimaksud Anggia, misalnya bagaimana menjadi warga negara yang baik harus mencintai NKRI, atau bagaimana bergaul dengan lingkungan dalam konteks bermasyarakat.
"Pernikahan bukan sekadar mengesahkan hubungan seksual. Sebab, juga ada pendidikan di sana. Bagaimana mendidik anak-anak yang dilahirkan,” ujarnya.
Menikahkan keduanya pun dinilai hanyalah solusi sementara. Sebab dengan umur yang relatif masih remaja, mereka juga harus bisa membangun rumah tangga dan generasi yang baik.
“Bagaimana anak-anak ini mempunyai anak, mendidik anak, memberikan nafkah. Tidak sekadar menikah,” tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, HEM (14) yang merupakan bocah SD menghamili DEN (16), siswi lulusan SMP tahun 2018 tidak sekolah. Keduanya melakukan persetubuhan kali pertama pada November 2017 di rumah kosong milik orang tua pelaku.
Perbuatan ini dilakukan berulang-ulang dan kali terakhir pada Maret 2018 di tempat dan jam yang sama. Akibatnya, saat ini korban hamil enam bulan dan sudah diperiksa di Puskesmas Boyolangu, Jumat (18/05/2018) lalu.
(way)