Ekonomi & Bisnis

Mei 2018, Sejumlah Komoditas Pangan Justru Menahan Laju Inflasi

Ekonomi & Bisnis

05 Juni 2018 11:33 WIB

Kepala BPS Surakarta R Bagus Rahmat Susanto saat memaparkan inflasi Bulan Mei 2018 di kantornya di wilayah Setabelan, Senin (4/6/2018). (solotrust-rum)

SOLO, solotrust.com - Sejumlah komoditas pangan yang biasanya menyumbang inflasi, justru mengalami penurunan harga di Mei lalu. Dampaknya, inflasi Kota Solo pada Mei 2018 di angka 0,04% atau lebih tinggi dibanding April 2018 yang mengalami deflasi 0,02%.

Fenomena menarik tersebut diungkap oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Surakarta R Bagus Rahmat Susanto saat merilis inflasi pada Senin, (4/6/2018) di kantornya di kawasan Setabelan.



"Faktor turunnya harga bawang putih, cabai merah, cabeai rawit, dan beras itu sangat menarik. Sebagian besar di kelompok bumbu mengalami penurunan cukup tinggi di Bulan Mei," paparnya kepada solotrust.com, usai rilis inflasi rutin bulanan di kantornya.

Menurutnya, penurunan harga sejumlah komoditas tersebut disebabkan berbagai faktor. Antara lain terjadinya panen raya pada Bulan Maret - April untuk komoditas beras. Selain itu, ketersediaan bawang putih impor juga mengakibatkan penurunan harga.

Pada Mei lalu, Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 127,78 atau lebih tinggi dibanding April 2018 sebesar 127,73. Adapun komponen pengeluaran yang menyumbang paling tinggi adalah kelompok inti, naik 0,18%dan menyumbang inflasi 0,12%.

Dari 126 komoditas berubah, tercatat ada 72 mengalami kenaikan harga. Adapun 10 komoditas penyumbang inflasi teratas adalah telur ayam ras, tarif angkutan udara, petai, biaya pemeliharaan/servis, jeruk, daging ayam ras, rokok kretek filter, daging sapi, tarif sewa rumah, dan ikan lele segar.

Sedangkan sebanyak 51 komoditas mengalami penurunan harga. Adapun 10 komoditas penghambat inflasi adalah bawang putih, nangka muda, cabai merah, cabai rawit, tomat sayur, kacang panjang, labu siam, pepaya, beras, dan buah apel.

Menurut Bagus, inflasi tahun kalender 2018 (Jan - Mei) sebesar 1,24%, lebih rendah dari inflasi kalender 2018 yaitu 1,95%. Artinya, secara tahun kalender, inflasi Kota Solo terendah ke-44 di antara 82 kota. Sedangkan laju inflasi year on year (yoy) (Mei 2018 terhadap Mei 2017) sebesar 2,39%.

"Inflasi nasional sendiri sebesar 0,21 persen, artinya Kota Solo berada di bawah inflasi nasional, atau di peringkat 21 dari 82 kota di seluruh Indonesia," imbuh Bagus.

Dari 82 kota IHK nasional, 65 mengalami inflasi dan 17 kota deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual, Maluku sebesar 1,88% dan inflasi terendah di Kota Tangerang dan Purwokerto masing-masing 0,0%.

Sebaliknya, deflasi terbesar terjadi di Kota Pangkal Pinang, Bangka Belitung 0,99%, dan deflasi terkecil di Pematang Siantar, Sumatra Utara yaitu 0,01%.

Sedangkan dari enam kota di Jawa Tengah yang dihitung angka inflasinya, pada Mei 2018 tercatat empat kota mengalami inflasi dan dua kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tegal sebesar 0,24%, diikuti Kudus 0,14%, lalu Kota Solo 0,04% dan Purwokerto 0,01%. Sebaliknya, deflasi terjadi di Kota Semarang yaitu 0,09% dan kota Cilacap 0,08%. (Rum)

(way)