SOLO, solotrust.com- Komunitas Solo Bersimfoni menggelar deklarasi Remaja Tolak Phubbing, Bulliying dan Persekusi, yang dilakukan secara bersama-sama oleh ribuan pelajar tingkat SMA se-Kota Surakarta dan organisasi kepemudaan, di Taman Balekambang, pada Sabtu (28/7/2018).
Ketua Panitia Ketua Solo Bersimfoni M. Farid Sunarto mengatakan, problematika perilaku yang kini banyak terjadi di para remaja umumnya terjadi yaitu Phuhbing, Bulliying dan Persekusi.
Menurutnya, beberapa perilaku tersebut merupakan perilaku negatif yang menjadi benih-benih sikap intoleran, radikal dan teror, sehingga hal inilah yang menjadi landasan Perkumpulan Solo Bersimfoni untuk berbuat merubah perilaku tersebut dengan pendekatan khusus.
"Tujuan deklarasi ini adalah untuk mereduksi aksi."
Phubbing, Bulliying dan Persekusi yang berkembang di kalangan remaja dan anak-anak," ujar Farid saat ditemui wartawan usai deklarasi.
Untuk merubah perilaku itu, kata Farid, pihaknya melakukan pendekatan khusus. Pendekatan yang digalakan oleh Solo Bersimfoni berupa Cultural Approach.
"Kami membuat kurikulum atau modul pelatihan, seminar, ceramah, diskusi dan kampanye untuk menolak phubbing, bullying, persekusi, intoleransi. dan radikal lainnya di kalangan remaja dan anak anak," ujarnya
Ke depan, Farid berharap komunitas Solo Bersimfoni dapat menuntun remaja dan anak-anak
berperilaku yang memiliki kesalehan sosial yang “njawani' sebagai warisan budaya leluhur para orang tua, yang disebut “Hastha Laku" atau 8 laku terpilih.
"Hastha laku itu meliputi Tepa Sliro, Lembah Manah, Andhap Ashor, Grapyak Semanak, Gotong Royong, Guyup Rukun, Ewuh Pekewuh dan Pangerten," jelasnya.
Adapun kegiatan deklarasi itu diisi dengan sejumlah kegiatan, seperti arahan Wali Kota Surakarta FX. Hadi Rudyatmo, fragmentasi drama remaja yang menggambarkan kehidupan remaja masa kini, sahabat simfoni vaganza (aksi expo, edukasi, konsultasi dan kampanye) dan Hiburan berupa bazzar dan permainan tradisional. (adr)
(wd)