Hard News

689 Pendaki Masih di Rinjani

Hard News

30 Juli 2018 17:34 WIB

Pendaki Gunung Rinjani berlarian saat terjadi gempa Minggu pagi. (dok. youtube)

JAKARTA –Gempa dengan kekuatan Magnitudo (M) 6,4 mengguncang wilayah Lombok, Bali dan Sumbawa pada Minggu (29/7/2018) pukul 05.47 Wita.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, memperkirakan masih ada 689 orang pendaki yang terjebak di Gunung Rinjani pasca peristiwa gempa M 6,4 yang mengguncang wilayah Lombok, Sumbawa dan Bali.  



"Yang masih terjebak di puncak Rinjani diperkirakan 689 orang," kata Sutopo di Graha BNPB, Jakarta, Senin (30/7/2018).

Dari data sementara yang diterimanya, jumlah pendaki yang mendaki ke Gunung Rinjani pada 27-28 Juli 2018 sebanyak 829 orang yang terdiri dari 637 warga negara asing (WNA) dan 192 warga negara Indonesia (WNI).

"Jumlah ini kemungkinan masih bertambah karena porter, pemandu dan tamu yang naik (ke Rinjani) pada 25-26 Juli belum turun (gunung) semuanya," katanya.

Sutopo mengatakan, hingga pukul 23.00 Wita Minggu malam, petugas berhasil mengevakuasi 680 orang pendaki yang terdiri dari 358 WNA dan 322 WNI sehingga diperkirakan masih ada 149 orang masih belum ditemukan.

Jumlah tersebut masih belum final. Berdasarkan laporan dari Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, masih ada pendaki yang terjebak di Rinjani dengan rincian di kilometer 10 Jalur Sembalun diperkirakan ada 500 orang terdiri dari 135 WNA dan 365 WNI.

Sementara jumlah pendaki yang masih berada di Batu Ceper ada 40 orang. Dengan demikian total pendaki yang diduga masih berada di Gunung Rinjani berjumlah 689 orang.

BNPB mencatat, hingga Senin siang, korban tewas akibat bencana gempa Lombok mencapai 16 orang, dengan rincian empat orang meninggal di Lombok Utara, seorang meninggal di Gunung Rinjani, dan 11 orang meninggal di Lombok Timur.

Adapun korban luka-luka di Lombok Utara dan Lombok Timur sebanyak 355 orang dan jumlah warga yang diungsikan sebanyak 5.141 orang.

Sutopo juga menambahkan bahwa jumlah bangunan yang rusak di NTB tercatat mencapai 1.454 unit rumah, tujuh unit fasilitas pendidikan, lima unit fasilitas kesehatan dan 22 fasilitas ibadah.

Gubernur NTB Zainul Majdi telah menetapkan status tanggap darurat penanganan bencana di wilayahnya selama lima hari sejak 29 Juli hingga 2 Agustus 2018. penetapan masa tanggap darurat akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan. #teras.id

(wd)