Ekonomi & Bisnis

Menjelang Natal, Penjualan Pohon Natal dan Perniknya Mulai Meningkat

Ekonomi & Bisnis

12 Desember 2017 08:45 WIB

SOLO - solotrust.com-Bulan Desember identik dengan perayaan Natal oleh umat Kristen maupun Katolik. Meski baru diperingati tanggal 25, sejak November sudah terdeteksi peningkatan penjualan pohon dan pernik Natal. Toko Kembang Mas yang sekarang bernama Armey Floristry misalnya, mulai kebanjiran order sejak awal November. Menurut HRD Armey Floristry, Qoiruddin, terjadi pergeseran tipe pembeli dari bulan November ke Desember. 
 
"Penjualan seasonal bertema Natal dan Tahun Baru meliputi pohon Natal, asesoris atau ornamen meningkat pada November-Desember. Mulai awal November pembeli biasanya grosir atau reseller yang akan menjual kembali. Memasuki bulan Desember, pembeli keperluan Natal didominasi customer privilege yang menggunakan untuk kepentingan pribadi," paparnya ketika ditemui solotrust.com, Senin (11/12).
 
Kisaran harga pohon Natal dari mulai Rp 100 ribu hingga Rp 1,9 juta tergantung tipe pohon, polos atau sudah tersemat ornamen. Pohon Natal yang terbuat dari plastik fiber ini tersedia dalam tiga warna yaitu hijau, hijau muda dan putih. Khusus warna putih bisa dihias warna lain seperti merah, hijau atau biru sesuai tema. Misalnya pohon Natal bertema Freeze sesuai musim hujan yang berwarna putih dikombinasi warna biru. Jenis ini sangat laris diminati masyarakat dengan kisaran harga Rp 1,4 juta. 
 
Adapun ornamen Natal yang dijual meliputi bunga mawar merah, pinus, lonceng, garlan pita, hingga bola bola warna warni. Harga ornamen mulai Rp 6,5 ribu sampai Rp 115 ribu. Ornamen terbuat dari berbagai bahan seperti stereofoam, akrilik, kaca hingga plastik. Sedangkan harga topi santa untuk anak-anak berkisar antara Rp 12 ribu - Rp 40 ribu, untuk dewasa antara Rp 18 ribu - Rp 40 ribu. Yang paling laris topi Santa di kisaran harga Rp 29 ribu, kualitasnya sudah cukup bagus. 
 
"Semua produk diimpor dari China. Dibanding tahun lalu traffic penjualan meningkat, karena mungkin outlet Kembang Mas yang lama lebih kecil dan akses masuk terbatas. Setelah pindah ke toko yang baru lebih luas, customer banyak yang masuk. Puncak ramai biasanya mulai pertengahan bulan Desember," ujarnya.
 
Toko Kembang Mas yang berubah jadi Armey Floristry per 8 Februari 2017 ini meraup omset hingga Rp 10 jutaan per hari untuk periode Natal. Untuk meningkatkan penjualan, juga digelar pameran di Gereja El Shaddai. Selain itu, juga menawarkan jasa home decor bagi konsumen. Biaya jasa mulai Rp 1 juta, tergantung tema dan ornamen yang dipilih. Sejauh ini pengguna jasa home decor tema Natal bervariasi mulai dari instansi hingga perorangan. Permintaan home decor mencapai 2-3 kali seminggu. 
 
Sedangkan Toko Jaya Wijaya di Jalan Yos Sudarso No. 33 juga mulai terjadi peningkatan penjualan ornamen Natal. Menurut pemiliknya, Cahyo Prakosa, stok barang sudah tersedia mulai akhir November. "Seminggu ini mulai rame pembelian ornamen yang digantung di pohon Natal. Pembeli rata-rata perorangan, tak hanya non muslim, bahkan muslim juga membeli. Prediksinya seminggu sebelum Natal puncak ramainya pembeli. Beda dengan Idul Fitri yang selalu ramai," terangnya. 
 
Pihaknya mengaku tidak menjual pohon Natal, hanya menyediakan ornamen Natal, seperti lonceng, gendang, tulisan Merry Christmas, rumbai-rumbai, hingga rotan lingkaran. Harga barang di kisaran Rp 6 ribu - Rp 26 ribu. Namun demikian, Cahyo mengaku omset penjualan ornamen Natal di tokonya menurun sekitar 10 persen dibanding tahun lalu. (Arum-A)

(redaksi)