SOLO, solotrust.com- Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta mengusulkan perubahan anggaran pembangunan Pasar Klewer Sisi Timur. Biaya pembangunan yang awalnya dianggarkan senilai Rp 48 Miliar pun membengkak menjadi Rp 57 Miliar.
“Dari 2015 sampai sekarang kan harga besi, semen, bata, dan lain sebagainya sudah naik. Akhirnya mau tidak mau, anggarannya juga bertambah,” kata Kepala Dinas Perdagangan surakarta, Subagyo, Senin (22/1/2018).
Menurut Subagyo, membengkaknya anggaran hingga Rp 9 Miliar disebabkan molornya pembangunan pasar tersebut. Detailed Engineering Design (DED) Pasar Klewer Timur telah disusun tahun 2015 silam. Dari DED tersebut disusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) pembangunan Pasar Klewer yang memunculkan angka Rp 48 Miliar.
“Kita sudah usulkan kepada Kementerian Perdagangan (Kemendag). Dari Kemendag akan diteruskan kepada Kementerian Keuangan,” beber dia.
Perubahan RAB tersebut disampaikan Pemkot secara tertulis kepada Kemendag awal pekan ini. Namun demikian, Subagyo menegaskan bahwa perubahan tersebut masih bersifat usulan. Bisa dikabulkan, bisa tidak.
“Kalau dikabulkan Rp 57 Miliar ya Alhamdulillah, kalau dikasih lebih sedikit ya kita terima. Tinggal nanti kekurangannya bisa kita bicarakan tersendiri,” kata dia.
Seperti diketahui, Pasar Klewer Timur sedianya selesai dibangun Desember 2017 lalu. Namun pelaksanaan proyek senilai Rp 48 Miliar itu gagal karena dana dari Pemerintah Pusat baru cair pada Bulan Oktober. Akibatnya, tak satu pun perusahaan konstruksi yang mengikuti lelang pembangunan Pasar Klewer Timur.
Di sisi lain, Pemkot terlanjur membongkar bangunan Pasar setelah Pemkot menyewa Alun-alun Utara untuk ditempati pedagang selama pembangunan. Bila anggaran dari Pemerintah Pusat tak segera cair, dikhawatirkan Pasar Klewer belum selesai dibangun hingga kontrak Alun-alun Utara habis Oktober mendatang.
“Harapannya Februari atau Maret nanti sudah cair supaya bisa segera dibangun,” pungkas dia. (vin)
(wd)