TUGUEGARAO – Badai super Mangkhut melanda kawasan utara Filipina pada Sabtu (15/9/2018) pagi dengan membawa hujan deras dan menyebabkan padamnya aliran listrik dan jalur komunikasi.
Badai Mangkhut ini termasuk dalam kategori 5 dan menerpa Provinsi Cagayan di Pulau Luzon dan kawasan lain di pulau ini.
“Badai besar ini menerbangkan puing-puing dan memadamkan sumber listrik saat menerpa Pulau Luzon pada subuh tadi,” begitu dilansir Channel News Asia, Sabtu.
Otoritas Filipina masih mengecek jumlah kerusakan dengan dua orang dikabarkan tewas akibat tanah longsor yang dipicu badai dengan kecepatan maksimal 305 kilometer per jam ini.
Badai meninggalkan kawasan ini pada sekitar pukul 10 pagi dan melaju ke arah Vietnam dan kawasan selatan Cina, seperti Provinsi Guangdong. Warga Filipina menyebut badai ini dengan nama Ompong.
Nyaris semua gedung mengalami kerusakan, bagian atapnya terbang terbawa hembusan badai,” kata Rogelio Sending, pejabat pemerintah di Tuguegarao, yang merupakan ibu kota Provinsi Cagayan. “Tidak ada suplai aliran listrik dan jalur komunikasi juga lumpuh.”
Menurut Sending, pemerintah mendapat laporan banyak pohon tercabut dan tiang listrik roboh akibat hembusan badai ini. Ini membuat jalan-jalan terblokir puing-puing dan tiang. “Ini menyebabkan proses pembersihan menjadi sangat sulit,” kata dia.
Sejumlah netizen dan stasiun televisi menyiarkan kerusakan akibat badai super ini, seperti papan nama toko yang copot terbawa angin, pohon-pohon terkena hembusan kencang badai dan lembaran logam tercabut dari atap.
Sebagian warga memilih untuk tinggal di rumah dan menjaga hartanya selama badai berlangsung.
Badai Ompong memiliki diameter hingga 900 kilometer dan bergerak cepat saat mendekati Filpina. Namun, hembusan badai sempat melemah ke kisaran 180 kilometer per jam. Badai ini lebih besar daripada badai Florence yang menerpa kawasan timur pantai Amerika Serikat kemarin.
Ada 20 badai yang melanda Filipina tiap tahun dan menewaskan ratusan orang serta merusak harta benda jutaan masyarakat hingga menjadi miskin. “Badai ini terkuat diantara badai lainnya yang datang tahun ini,” kata peramal cuaca Hiroshi Ishihara dari Badan Meteorologi Jepang.
Media Rappler melansir ada 5,2 juta warga berada dalam jalur pergerakan badai Mangkhut seperti dinyatakan oleh Dewan Manajemen dan Pengurangan Resiko Bencana Nasional Filipina.
Badai Mangkhut ini melaju dengan kecepatan 185 kilometer per- jam dari sebelumnya 200 km. Kawasan Ilocos Norte, Abra, Kalinga dan beberapa daerah lain mendapat sinyal 4, yang berarti mendapat hembusan angin paling kuat dari badai ini. #teras.id
(wd)