SOLO, solotrust.com – Gambar ini mungkin terlihat sangat sadis, tak berperasaan dan begitu kejam. Lautan Denmark mendadak berubah warna menjadi merah, bukan karena proses alamiah, namun akibat genangan darah ikan lumba-lumba.
Melansir TMZ, Senin (17/09/2018), sekira 200 lumba-lumba dibantai penduduk setempat di Kepulauan Faroe.Ini adalah bagian dari tradisi Norse kuno. Mereka menjejalkan kait logam ke lubang semburan lumba-lumba sebelum mencincangnya.
Tradisi itu sudah ada sejak abad ke-13. Tak ada alasan untuk menjelaskan lebih lanjut. Ini adalah praktik barbar yang tidak memiliki tujuan selain untuk menunjukkan manusia kadang-kadang bisa menjadi makhluk paling kejam di muka bumi.
Mengutip situs change.org, selama bertahun-tahun Denmark telah diizinkan untuk melakukan tradisi barbar, melakukan pembantaian brutal terhadap lebih dari seribu lumba-lumba dan ikan paus setiap tahun.
Para pemburu pertama mengelilingi paus pilot dengan kapal. Kemudian mereka menggiring ikan paus dan lumba-lumba perlahan-lahan ke sebuah teluk atau perairan dangkal.
Ketika jenis ikan itu berada di perairan dangkal, sebuah kail ditempatkan di lubang semburannya untuk bisa ditarik ke darat. Selanjutnya mereka membuat sayatan di bagian atas dekat lubang sembur untuk memotong sebagian kepalanya. Setelah mati, lumba-lumba ataupun paus itu lantas diseret menuju pantai.
Tradisi ini terjadi setiap tahun di Kepulauan Feroe, Denmark. Dalam pembantaian, peserta utamanya adalah para remaja belasan tahun. Sungguh ironis!
Seperti diketahui, lumba-lumba sejatinya adalah hewan cerdas. Jenis ikan ini bahkan mampu mengekspresikan emosi dan merasakan sakit. Mamalia cerdas ini tidak langsung mati, ia harus menderita cukup lama dalam genangan darah mereka.
Mari bantu untuk mengakhiri pembantaian yang tak perlu dan mengerikan ini!
(and)