SOLO, solotrust.com - Krisis air bersih menerpa 12.000 pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surakarta di wilayah Kecamatan Jebres, Kota Solo sejak pekan lalu. Diduga air baku Bengawan Solo tercemar limbah hingga tak bisa diolah menjadi air bersih.
Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo mengaku telah menginstruksikan PDAM agar mengoptimalkan sumur air dalam sebagai bahan baku air. Pria yang akrab disapa Rudy itu menyebut, air yang tercemar limbah warnanya begitu pekat dan berbau seperti solar.
"Sumur dalam yang kita operasikan baru bisa menyuplai 40 persen dari semua pelanggan itu," kata Rudy kepada solotrust.com, Sabtu (3/11/2018).
Tak hanya pengoperasian sumur dalam, Rudy juga berinisiatif memenuhi pasokan air dan tangki kepada sejumlah daerah di Solo Raya.
"Kami sudah berkoordinasi dengan daerah lain, seperti Boyolali, Klaten, dan Karanganyar untuk mengatasi krisis air bersih di Kota Solo. Salah satunya, pembelian air guna menyuplai kebutuhan air bersih bagi warga," terangnya.
“Kami juga minta bantuan (Pemerintah) Pusat berupa lima unit mobil tangki,” imbuh dia.
Di samping itu, Pemkot tetap mengandalkan dropping air bersih bagi warga di wilayah (Instalasi Pengolahan Air) IPA Jurug dan Jebres. Bahkan, kata Rudy, dropping air bersih dilakukan PDAM dan instansi terkait lainnya setiap hari hingga tengah malam untuk menggelontorkan air Waduk Gajah Mungkur (WGM) pun dipastikan gagal setelah permintaannya itu tak dapat direalisasikan oleh Perum Jasa Tirta (PJT) lantaran debit air di WGM yang menurun.
"Kalau sudah begini tinggal minta sama Tuhan, nggak ada cara lain. Yang Muslim salat minta hujan. Yang Kristen dan Katolik juga berdoa dengan caranya agar hujan," ujarnya.
Rudy berharap dengan upaya-upaya yang dilakukan, kondisi Sungai Bengawan Solo kembali normal dan kebutuhan air bersih dapat terpenuhi semua.
Terpisah, Humas PDAM Surakarta Bayu Tunggul, sebelumnya menyampaikan, PDAM sudah mengaktifkan lima sumur dalam yang ada di sekitar lokasi.
"Namun debit air kelima sumur tersebut masih terlalu kecil sehingga tidak dapat menjangkau banyak pelanggan," kata Bayu.
Bayu menambahkan, untuk memenuhi kebutuhan 12.000 pelanggan tersebut, PDAM menyediakan hingga 60 tangki air per hari. Selain PDAM, bantuan air juga didatangkan dari PMI, BPBD dan Provinsi. (adr)
(way)