BOYOLALI, solotrust.com- Meskipun berada di pelosok pedesaan, agrowisata jambu Braholo tetap saja banyak pengunjungnya. Obyek wisata pedesaan ini memiliki luas hanya 1 hektare bidang tanah.
Bila mendengar nama wisata cukup aneh, yakni Braholo. Nama braholo sendiri diambil dari nama sungai yang berdekatan dengan lokasi wisata jambu, yakni sungai Braholo.
Tempat wisata jambu Braholo tersebut bila dikunjungi lumayan cukup jauh karena lokasinya berada diperbukitan Desa Kadipaten, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali. Bila ditempuh dari Kecamatan Simo sekitar 20 kilometer.
Saat ditemui di lokasi wisata jambu Braholo, Kepala Desa Kadipaten Maryono mengaku, tempat wisata tersebut sudah di-launching sejak enam (6) bulan yang lalu. Meski masih terbilang sederhana, menurutnya, wisata braholo ini sudah banyak dikunjungi dari mana-mana.
"Para pengunjung itu pada penasaran dengan namanya, yaitu braholo. Karena di sini jauh dari perkotaan, tempat malah sebagai alternatif wisata warga atau anak-anak sekolah untuk tempat berwisata," katanya kepada solotrust.com, Senin (26/11/2018).
Dia mengatakan, selain ada jambu braholo, lokasi wisata ini juga dilengkapi permainan anak, kolam renang serta gardu pandang untuk selfi. Dan saat ini tiket masuk per orang yakni Rp 8.000 dan bila memetik jambu perkilonya dihargai kisaran Rp 4.000 saja.
"Ini pihak desa rencananya akan bekerjasama dengan petani atau yang mengelola untuk dikembangkan agar lebih menarik. Sebab, apabila pohon jambu belum berbuah, para pengunjung akan merasa kecele. Maka dari itu ada kolam renang atau gardu pandang. Kalau soal harga jambu sementara ini mengikuti harga pasaran," kata Maryono.
Sutimah, warga asal Solo saat berkunjung di wisata braholo tersebut mengaku, kecele setelah sampai lokasi wisata. Pasalnya, saat di lokasi wisata buah jambu masih kecil-kecil. Selain itu, ia juga menyayangkan harga tiket masuk yang terlalu mahal.
"Ya, kalau menurut saya tiket masuk ini mahal. Sebab, pas sampai sini jambunya masih kecil-kecil belum ada yang bisa dipetik," katanya.
Sementara Rusito warga asal Kudus yang saat itu berkunjung ke tempat saudaranya di Andong sempat penasaran mendengar kabar adanya agrowisata jambu braholo yang berada di perbukitan.
"Ini saya pas ketempat saudara. Ya, saya menyempatkan melihat wisata. Saya penasaran dengan namanya. Kok namanya braholo. Ya, namanya cukup menarik. Tempatnya juga enak sebenarnya, bersama keluarga juga cocok disini,"ujarnya.
Terkait harga tiket yang sering dikeluhkan pengunjung, pihak desa dan pengelola akan menurunkan harga tiket masuk dari Rp 8.000 mrnjadi Rp 5.000.
"Kami juga kasihan ketika berkunjung disini jambunya belum berbuah. Dan tiket nanti rencana diturunkan,"pungkasnya. (Jaka)
(wd)