KLATEN, solotrust.com - Sebanyak 12 desa di wilayah Kecamatan Cawas, Klaten menjadi daerah rawan banjir. Bahkan satu desa diketahui rawan terjadi longsor akibat hujan deras.
Memasuki musim hujan ini, Camat Cawas M Nasir meminta perangkat desa (Perdes) untuk siaga memantau wilayahnya masing-masing. Untuk memudahkan koordinasi antarinstansi, Nasir bahkan meminta ponsel para Perdes wajib aktif selama 24 jam.
”Perangkat desa semua ponsel harus aktif selama 24 jam. Termasuk Puskesmas. Jadi ketika ada kejadian bisa segera dilaporkan,” katanya kepada solotrust.com, Senin (30/10/2017).
Dikatakannya, desa rawan banjir tersebut terutama desa yang berdekatan dengan aliran di sepanjang Sungai Dengkeng yang merupakan anak sungai Bengawan Solo. Termasuk juga desa di wilayah selatan yang dilalui Kali Gamping, Kali Jaran, dan Kali Padangan.
Untuk meminimalisir risiko banjir, kata dia, Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) melakukan normalisasi sungai mengingat sedimentasi sudah cukup tinggi. Kondisi ini membuat air mudah meluap dan tanggul jebol.
Sedangkan bencana longsor rawan terjadi di Desa Burikan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Gunungkidul. Desa tersebut berada di lereng Gunung Putih. Sedikitnya ada 50 Kepala Keluarga (KK) warga desa Burikan yang tinggal di wilayah rawan.
Kendati demikian, Nasir mengungkapkan, warga sudah terbiasa untuk siap siaga ketika cuaca ekstrem. Maka ketika hujan deras mengguyur 50 KK tersebut langsung pindah ke lokasi yang lebih aman.
”Dia akan pergi dari rumah dan menginap di rumah tetangganya yang lebih aman. Selain itu di sana juga dekat dengan Balai Desa dan gedung sekolah jika warga hendak mengungsi,” tandasnya.
(joko-way)
(Redaksi Solotrust)