Hard News

Band Seventeen Dirundung Duka, Bassist Jadi Korban Tsunami Banten

Hard News

23 Desember 2018 16:51 WIB

Grup band Seventeen (Dok Instagram).

BANTEN, solotrust.com -Grub band Seventeen tengah dirundung duka. Sejumlah personelnya jadi korban bencana tsunami yang menerjang Pantai Tanjung Lesung, Banten, Sabtu (22/12/2018) malam. Bassist M Awal Rubani dan Road Manajer Oki Wijaya dinyatakan meninggal dalam insiden ini.

Seventeen saat itu tengah manggung dalam acara gathering PLN di Tanjung Lesung. Lokasi panggung berada sangat dekat dengan pantai.



Saat tengah menyanyikan lagu kedua, tiba-tiba air laut menyapu panggung sekitar pukul 21.30 WIB. Seluruh orang yang ada di atas panggung terseret arus yang datang cukup deras tersebut.

"Air pasang naik ke permukaan dan menyeret seluruh orang yang ada di lokasi. Sayangnya saat arusnya surut anggota kami ada yang bisa menyelamatkan diri, sementara sebagian tidak menemukan tempat berpegangan," tulis manajemen Seventen Yulia Dian dalam keterangan tertulisnya.

Akibat bencana itu, sejumlah personel dan keluarga masih belum ditemukan di antaranya Herman Sikumbang (gitaris), Andi Windu Darmawan (drumer), Ujang (kru), dan Dylan Sahara (istri vokalis Ifan).

Ifan selamat dalam insiden ini. Namun istrinya masih belum ditemukan.

"Minta doanya agar istri saya @dylan_sahara , trus mas @hermanseventeen @andi_seventeen sama @uje17_rukmanarustam cepet ktmu dalam keadaan selamat sehat walafiat.

Minta ikhlas nya buat orang2 tersayang mas @baniseventeen dan mas @oki_wijaya," tulis Ifan dalam unggahan di Instagram, Sabtu (23/12/2018).

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut tsunami bukan dipicu karena aktivitas tektonik gempa bumi. BMKG menduga, fenomena itu terjadi akibat aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau.

Badan Geologi mendeteksi Gunung Anak Krakatau erupsi pada pukul 21.03 WIB. Dari erupsi tersebut menyebabkan peralatan seismograf setempat rusak.

"Berdasarkan rekaman seismik dan laporan masyarakat, peristiwa itu tidak disebabkan oleh peristiwa gempa bumi tektonik, namun sensor Cigeulis (CGJI) mencatat adanya aktivitas seismic dengan durasi kurang lebih 24 detik dengan frekuensi 8-16 Hz pada pukul 21.03.24 WIB,"  tulis BMKG dalam keterangan tertulisnya.

Hingga saat ini, petugas gabungan masih melakukan pendataan terkait korban dalam insiden ini. (why)

(wd)