Hard News

Tabligh Akbar Alumni 212 di Solo Batal Dihadiri Prabowo

Jateng & DIY

13 Januari 2019 12:34 WIB

Tabligh Akbar PA 212 di Kawasan Bundaran Gladag, Solo, Minggu (13/1/2019).

SOLO, solotrust.com – Tabligh Akbar Persaudaraan Alumni (PA) 212 diselenggarakan di Kawasan Gladag, Jalan Slamet Riyadi, Solo, pada Minggu (13/1/2019) mulai pukul 06.30 WIB dan berakhir pukul 09.30 WIB. Meski batal dihadiri oleh Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto dan tokoh Pemuda Muhammadiyah Dahhil Anzar, namun tak menyurutkan animo ribuan umat muslim di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya.

Pantauan solotrust.com, berbagai kelompok umat Islam mulai berdatangan pukul 06.00 WIB, dengan banyak yang membawa bendera Tauhid dan atribut Tauhid lainnya, seperti topi, ikat kepala yang menjadi lambang perjuangan mereka. Orasi dilakukan dengan menggunakan sebuah truk terbuka untuk komando. Bertindak sebagai salah satu orator adalah Ketua Umum DPP PA 212, Slamet Maarif yang berorasi selama sekitar 20 menit.



Ketua Persaudaraan Alumni 212 Soloraya, Raden Jayendra Dewa menuturkan, kegiatan tabligh akbar PA 212 dilaksanakan untuk mengimplementasikan spirit 212 di Monas agar terasa gaungnya di Kota Solo.

“Kami ingin mengimplementasikan spirit 212 di Kota Solo, inilah miniature 212 di Monas,” jelas Raden kepada wartawan di sela acara Tabligh Akbar.

Pihaknya menyayangkan upaya penghalangan yang dilakukan oleh apparat kepolisian terhadap massa yang berasal dari luar daerah untuk memasuki Kota Solo. Sehingga, mereka batal bergabung menghadiri acara ini dan pulang kembali ke tempat asalnya.

“Banyak sekali teman kami dari berbagai daerah tidak bisa memasuki Kota Solo. Seperti dari Madiun, Sragen, Ngawi, Jogja, Razia dilakukan di perbatasan-perbatasan, padahal kami hanya ingin membangun spirit 212,” ujarnya.

Menurutnya, tidak ada yang salah dari kegiatan yang dilaksanakan, PA 212 berpegang pada UU no.9 tahun 1998 tentang penyampaian pendapat di muka umum. Sehingga, tidak memerlukan perizinan hanya saja cukup menyampaikan pemberitahuan kepada kepolisian. Ia pun mempertanyakan tindakan dari pemerintah yang cenderung represif.

“Bisa dilihat aksi ini semua berjalan dengan baik dan kondusif, tapi kita selalu halang-halangi kami, ini harus segera di jawab,” katanya.

Ia pun menegaskan bila aksi 212 bukan lah agenda politik, Rendy mengaku telah menyampaikan kepada seluruh orator dan peserta aksi agar tidak menyelipkan pesan kampanye dan atribut partai politik. Hanya saja, dalam orasi-orasi kerap terlontar kritik pedas terhadap pemerintahan. Salah satunya aspirasi untuk mengganti presiden karena ketidakpuasan dengan kinerja pemerintahan.

“Kami pun melarang jangan menggunakan atribut parpol, bahkan saya sampaikan kepada pembicara jangan bicara kampanye, ini sama dengan kegiatan kami lainnya semisal 100 ribu jalan sehat umat Islam beberapa waktu lalu,” ucap dia.

Saat disinggung mengenai batalnya Prabowo dan Dahnil Anzar hadir, dirinya mengaku tidak mengetahui secara pasti mengenai sebab ketidakhadiran dua tokoh tersebut. Ia menjelaskan, pihak panitia sudah melakukan koordinasi dengan ajudan tim Prabowo.

"Kemarin malam kami sudah berkoordinasi dengan tim pak Prabowo, tapi pagi ini beliau menyatakan tidak bisa datang," jelasnya

Adapun selama gelaran Tabligh Akbar berlangsung Jalan protokol di Kawasan tersebut terpaksa ditutup karena dipadati ribuan massa PA 212. Bahkan depan Balai Kota Surakarta dipasang kawat berduri dan sejumlah mobil taktis polisi disiagakan. (adr)

(wd)