SOLO, solotrust.com – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendorong pemerintah daerah untuk bergabung dalam Milan Urban Food Policy Pact (Pakta Milan) yang concern dalam isu pangan global. Salah satu daerah yang didorong bergabung yaitu Kota Solo.

Hal itu diungkapkan Sudaryatmo, Pengurus Harian YLKI yang berkantor di Jakarta saat mengisi dialog Multistakeholder untuk membahas inisiasi Solo Kota Cerdas Pangan di Solo, Selasa (22/1/2019) hingga Kamis (24/1/2019).

“Kota Solo punya modal dasar untuk dipromosikan menjadi kota cerdas pangan. Solo memiliki forum multistakeholder, yang meliputi pemerintah, swasta (hotel, restaurant, catering), NGO (Yayasan Gita Pertiwi), dan akademisi, untuk membentuk Dewan Ketahanan Pangan untuk membahas policy isu pangan. Goal-nya dari food smart city kita mendorong Wali Kota bergabung dalam Pakta Milan,” kata Sudaryatmo.

Menurutnya, kota cerdas pangan (food smart city) bertujuan untuk menggalakkan penyadaran konsumen kota dalam pengelolaan makanan berlebih atau sisa makanan. Sehingga jika berkomitmen dalam Pakta Milan, Wali Kota bisa terlibat dalam penetuan arah kebijakan sistem pangan secara berkelanjutan untuk mengatasi masalah global.

“Jangka panjang hal itu akan berdampak pada ketahanan pangan dan mengontrol perilaku konsumsi. Fokus utamanya kota cerdas pangan ialah food loos dan food waste, limbah dan sampah sisa makanan haruslah diminalisir. Kita lihat di satu sisi ada masyarakat kekurangan pangan, di sisi lain ada kelompok masyarakat yang makanan berlebih, bagaimana itu digatukkan (dihubungkan),” ujarnya.

Pakta Milan bermula dari sebuah konferensi food smart city pada tahun 2014 lalu di Johanesburg, Afrika Selatan. Wali Kota Milan mempunyai usulan tentang food smart city, kemudian pada Oktober 2015 ditandatangani Pakta Milan. Sejauh ini sudah ada 180 kota di dunia yang bergabung dalam Pakta Milan yang didominasi kota-kota di Benua Eropa dan Amerika. (adr)

(way)