Ekonomi & Bisnis

Panitia Dorong Transaksi Non Tunai di Solo Great Sale

Ekonomi & Bisnis

30 Januari 2019 11:25 WIB

SOLO, solotrust.com- Transaksi non tunai (e-money) sangat didorong oleh Kantor Dagang dan Industri (Kadin) Solo, sebagai panitia kegiatan bulan diskon Solo Great Sale (SGS), yang diadakan selama sebulan penuh, 1-28 Februari 2019.

Panitia SGS didukung Bank Indonesia dan bank perusahaan financial technology (fintech) untuk mendorong transaksi non tunai. Terdapat 6 bank BUMN yang mendukung sistem pembayaran non tunai, antara lain BRI, BNI, Bank Mandiri, dan lainnya.



"Jika tahun lalu pembayaran non tunai hanya dilayani dengan mesin EDC, maka tahun ini digunakan pula e-money. Dulu sudah kita rintis tapi fokus pada pasar tradisional, dari sisi coverage terbatas. Tahun ini kita perluas lagi untuk tenant di luar pasar. Sekaligus mendorong transaksi non tunai yang digalakkan pemerintah dan Bank Indonesia," tutur David R. Wijaya, Sekretaris SGS pada solotrust.com.

Menurutnya, konsumen yang membeli produk menggunakan sistem pembayaran nontunai, baik melalui EDC maupun e-money, akan mendapatkan benefit tersendiri. Bila konsumen membayar secara tunai maka hanya akan mendapat satu poin, sedangkan bila bertransaksi non tunai akan mendapat 2 poin.

Hal itu seperti yang terjadi pada masyarakat pengguna aplikasi Go-Jek, dimana bila membayar melalui fitur Go-Pay akan mendapat potongan harga. Sehingga konsumen membayar lebih murah bila dibanding dengan membayar tunai. Diharapkan minat masyarakat akan meningkat untuk membayar secara non tunai karena mendapat insentif.

"Dan ini yang kita dorong di Solo Great Sale agar masyarakat mendorong transaksi non tunai. Banyak masyarakat yang belum tahu, makanya perlu kita sosialisasikan," imbuhnya.

Untuk mendorong transaksi non tunai, pihaknya mengaku menghadapi kendala, seperti, keengganan masyarakat betransaksi memakai EDC. Apalagi biasanya dikenai biaya charge EDC sebesar 1,5%. Namun kata David, rencananya, charge tersebut akan dihilangkan dari pihak perbankan. Sebab ia yakin masyarakat tidak mau membayar lebih dari nominal transaksi.

Pihaknya akan memfokuskan perhatian ke tenant-tenant untuk mendorong transaksi non tunai sehingga dapat tercatat. Serta mendorong masyarakat untuk mau datang ke counter, merekam data transaksi sekaligus menukarnya dengan poin. Koordinasi dengan para tenant akan ditingkatkan agar mereka menyampaikan informasi ke konsumen masing-masing terkait penukaran poin ke counter atau customer service.

"Tenant juga didorong untuk menempel atribut tertentu sebagai daya tarik. Ini memang tidak mudah tapi sudah kita sampaikan pada tenant," pungkasnya. (rum)

(wd)