Berbagai kemudahan transaksi disuguhkan dalam sebuah kartu kredit. Maka tak jarang kartu ini menjadi impian bagi banyak orang. Membeli suatu barang tak harus lagi dengan uang cash, cukup gesek dan tgidak kerepotan. Bahkan si pemegang pun akan mendapat berbagai keuntungan mulai dari poin rewards, diskon belanja, cashback, voucher, dan lain-lain.
(Baca juga: pengajuan kartu kredit proses cepat)
Banyak orang yang harus bolak balik ke bank saat akan mengurus kartu kreditnya karena ditolak. Memang ada banyak hal yang menjadi pertimbangan bank dalam memberikan fasilitas kartu kredit dan ini berkaitan dengan berbagai kebijakan yang mereka terapkan di dalam bisnis mereka.
Kenapa Pengajuan Kartu Kredit Ditolak?
Kartu kredit dibuat dalam berbagai jenis dengan pilihan limit yang berbeda. Jumlah limitnya disesuaikan pula dengan penghasilan calon nasabah. Rata-rata penghasilan minimum yang ditetapkan oleh bank adalah Rp 3 juta. Nilai itu pun berbeda pada setiap bank. Jika penghasilan Anda dibawah Rp3 juta, bisa dipastikan, bank akan menolak aplikasi Anda. Bank wajib memperhatikan kemampuan finansial calon nasabah agar tidak terjadi kredit macet.
Selain itu, bukan hanya masalah penghasilan yang jumlahnya dirasa kurang memenuhi standar saja. Penolakan tersebut dapat pula terjadi karena alasan mendasar lain. Misalnya nomor telepon rumah/kantor yang tidak fix line, atau emergency contact yang sulit dihubungi. Sekilas hal ini terdengar sepale, padahal pihak bank amat memerlukannya sebagai proses verifikasi. Jadi, usahakan untuk memberikan nomor yang valid dan selalu siap menjawab telepon.
Bagaimana Pengajuan Kartu Kredit Diterima?
Pengajuan kartu kredit yang tak sesuai ketentuan bisa berujung penolakan. Langkah paling tepat dalam mengajukan permohonan kartu kredit adalah dengan memenuhi semua persyaratan kelayakan yang telah ditetapkan oleh bank.
1. IDI harus bersih
Saat Anda mengajukan permohonan kartu kredit, bank akan meminta Informasi Debitur Individual (IDI) Anda dari Bank Indonesia sebagai pihak yang mengelola SID. Tahap ini dilakukan untuk memastikan bagaimana kemampuan dan komitmen Anda dalam menerima fasilitas kartu kredit dari bank. Jika Anda memiliki riwayat kredit yang buruk sebelumnya, atau dengan kata lain pernah bermasalah dalam urusan cicilan dan yang lainnya, maka bisa dipastikan aplikasi kartu kredit Anda akan ditolak oleh bank.
2. Maksimalkan cash flow tiga bulan terakhir
Agar peluang disetujui semakin besar, pastikan saldo dan perputaran dana di dalam tabungan Anda selama 3 bulan terakhir dalam keadaan baik serta mencukupi. Jangan sampai tidak ada transaksi keluar-masuk sama sekali. Cash flow yang aktif seperti ini akan dilihat oleh bank sebagai gambaran kemampuan keuangan yang Anda miliki.
3. Pilih bank yang sama dengan payroll kantor
Bank umumnya selalu melihat slip gaji calon nasabah saat pertama kali mengajukan permohonan kartu kredit. Untuk itu, sebaiknya pilih bank penerbit yang sama dengan payroll kantor. Anda juga bisa memilih penerbit kartu yang sama dengan bank tempat biasa menabung. Cara ini memudahkan bank melihat riwayat keuangan di dalam rekening pribadi Anda.
4. Sudah berstatus karyawan tetap
Sering kali, bank juga memprioritaskan tempat kerja calon nasabahnya. Sebab hal ini berkaitan erat dengan mampu atau tidaknya seseorang dalam menjamin kebutuhan dan pengeluaran, kelak dengan kartu kredit tersebut. Oleh karenanya, pastikan Anda telah memiliki pekerjaan yang sesuai standar. Selain itu, untuk memperbesar kemungkinan permohonan kartu kredit diterima, setidaknya tunggulah sampai Anda telah berstatus karyawan tetap di perusahaan tempat Anda bekerja sekarang.
5. isi formulir aplikasi pada semua kolom sesuai petunjuk yang tercantum. Cek kembali kelengkapan aplikasi sebelum diserahkan.
(wd)