SOLO, solotrust.com- Indonesia Apparel Production Expo (IAPE) kembali diadakan tahun ini selama 5 hari, Rabu-Minggu (21-24/2/2019) di Diamond Solo Convention Center. Project Manager IAPE 2019, Bryan Whildan Arsaha, menerangkan pameran yang diadakan di Solo sejak tahun 2014 ini menjadi pionir bagi berlangsungnya IAPE di daerah-daerah lain.
Menurutnya, tujuan IAPE tetap masih sama, yaitu berkontribusi positif terhadap perekonomian di daerah-daerah agar ekonomi lebih merata, tidak hanya di kota-kota besar saja. Sehingga ketergantungan daerah-daerah tidak terlalu besar ke kota-kota besar. Event Business to Business (B to B) ini diharapkan dapat berkontribusi khususnya di bisnis produksi pakaian.
"Bedanya dari tahun sebelumnya, tahun ini kita juga menyasar industri kreatif yang di kota Solo ditopang oleh Dinas Pariwisata khususnya Bidang Ekonomi Kreatif yang menaungi 16 sub sektor salah satunya adalah industri fashion. Dan kita mengetahui industri fashion di Solo tidak pernah surut, kota Solo masih terkenal sebagai kota penghasil pakaian yang berkualitas selain Bandung," tuturnya pada solotrust.com di sela pameran, Kamis (21/2/2019).
IAPE 2019 ini diikuti oleh 28 perusahaan, komposisinya sendiri berbagai macam yaitu antara lain perusahaan penyedia mesin jahit, mesin bordir, penyedia bahan kain, hingga perusahaan yang sekarang berkembang di sablon konvensional maupun sablon digital beserta kelengkapannya.
Terkait target nominal, pihaknya mengaku tidak melakukan pendataan secara khusus karena terkadang transaksi terjadi setelah pameran selesai sekitar 1 atau 2 bulan sesudahnya. Pihaknya hanya menanyakan umpan balik seperti penjualan unit tapi bukan nominal transaksi. Biasanya panitia menilai pameran bagus atau tidak saat akhir pameran, peserta akan minta diadakan lagi.
"Karena tujuan utama dari pameran ini memang mempromosikan produk dan edukasi. Dan ini terbukti selama 6 tahun ini tidak pernah putus berarti animo peserta bagus," ujarnya.
Dalam setahun IAPE diadakan di 5 kota yaitu Solo, Semarang, Makasar, Bandung dan Bali. Dengan harapan dapat menjadi acuan bagi para pelaku usaha atau masyarakat umum yang ingin menggali informasi soal perkembangan mesin dan teknologi di dunia bisnis kreatif produksi pakaian.
IAPE merupakan pameran industri dan mesin produksi pakaian terkini, dengan menyajikan proses produksi mulai dari hulu hingga hilir. Mulai dari bahan kain hingga produk jadi, mulai dari proses desain hingga proses produksi barang jadi, sehingga akan tersaji rantai model bisnis yang komprehensif.
Salah seorang peserta, Sutrisno, Marketing PT Surya (Mesin Bordir Otomatis) mengaku telah rutin mengikuti IAPE. Pihaknya menyediakan mesin bordir untuk produk fashion, tas, topi dan perlengkapan bordir.
"Dibanding yang lain produk kami suaranya lebih halus dan hasilnya lebih rapi. Saat ini segmen masih menyasar UMKM, home industry, tapi ada juga perusahaan besar. Di Solo yang sudah pakai Surya ada beberapa UKM," kata Trisno.
Ia menerangkan, untuk harga mesin bordir variatif tergantung tipe dan jumlah kepala mesin. Mesin bordir 6 kepala seharga Rp 230 juta, sedangkan mesin bordir 1 kepala di harga Rp 80 juta. (Rum)
(wd)