Hard News

Berkat Dodik, Supeltas Tak Lagi Khawatir dengan Debu dan Asap Jalanan

Jateng & DIY

23 Februari 2019 08:06 WIB

Seorang Supeltas menunjukkan masker kreatif. (solotrust-adr)

SOLO, solotrust.com – Sebanyak 60 anggota Sukarelawan Pengatur Lalu Lintas (Supeltas) yang terdaftar resmi di Kota Surakarta mendapatkan masker kreatif secara gratis. Masker itu didapat dari hasil proyek sosial Wismilak Passionville 2017 yang direalisasikan oleh sang pemenang, Dodik Moerdijanto.

Masker kreatif itu diciptakan bertujuan untuk menjaga kesehatan anggota Supeltas dengan desain khusus sebagai identitas Supeltas.



Tak hanya itu, dalam puncak realisasi proyek sosial yang diselenggarakan di Monumen Pers, Banjarsari, Solo, Jumat (22/2/2019) sore itu, juga dilakukan penandatanganan perjanjian penerbitan buku 'Bernapas Bersama Peluit' dengan penerbit PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Surakarta. Buku tersebut berisi kumpulan cerita tentang Supeltas yang ia kerjakan selama satu tahun.

Dalam menulis buku itu, Dodik benar-benar menyelami kehidupan Supeltas dengan tinggal bersama keluarga mereka dan mengikuti aktivitas sehari-hari.

“Ide proyek sosial ini berawal dari saya pernah bertemu Supeltas, menderita penyakit kanker paru-paru beliau tidak mendapat akses kesehatan dan asuransi kesehatan dari pihak manapun," tuturnya saat dijumpai solotrust.com di sela acara.

Dari pengalaman itulah, ia lantas membuat masker khusus untuk menjaga pengatur lalu lintas itu dari debu dan polusi udara. "Maka dari itu saya membuatkan masker lubang 8 cm, jadi Supeltas tidak perlu membuka masker, peluit bisa terpasang di lubang khusus itu dan tidak goyang, sehingga aman bagi Supeltas tidak terpapar debu jalanan dan kendaraan," lanjutnya.

Selain itu, proyek sosialnya ini juga dilatarbelakangi dari cerita beberapa Supeltas yang menginspirasi. Ia bercerita, banyak di antara para Supeltas yang berlatar belakang kriminal, bandar narkoba, bahkan preman jalanan. Namun sekarang mereka berubah, hatinya tergerak menjadi Supeltas tanpa dibayar, hanya sukarela.

Dodik mengaku sangat optimistis membawa proyek sosial yang menyasar Supeltas tersebut pada kompetisi #ProjectPassion Passionville inisiasi Wismilak Foundation pada 2017 lalu. Berlatar belakang dari rasa “utang budi' atas peran Supeltas dan passion-nya terhadap berbagai permasalahan sosial, Dodik tergerak untuk menggagas pembuatan masker kesehatan khusus bagi para anggota Supeltas.

"Proyek sosial ini memang tidak biasa bahkan segmented bagi masyarakat umum tetapi tidak dapat dipungkiri, komunitas Supeltas di Indonesia semakin besar begitu pula dengan kontribusinya. Banyak orang merasakan manfaat peran Supeltas bagi kelancaran lalu lintas. Namun adakah yang peduli atas kondisi kesehatan mereka, khususnya akibat polusi udara karena seharian berada di jalan? Itu yang menyemangati saya untuk terus meiakukan proyek sosial ini,“ papar Dodik.

Seakan tak puas dengan dua proyek sosialnya itu, pemuda 20 tahun asli Solo ini juga meresmikan pendirian Yayasan Supeltas Indonesia yang berada di Kota Bengawan.

Pendirian Yayasan Supeltas Indonesia merupakan upaya untuk melembagakan Supeltas menjadi badan hukum resmi. Selain itu, dengan pendirian yayasan ini pihaknya berharap Supeltas akan memiliki struktur, program kegiatan, serta alur komunikasi dan koordinasi yang lebih jelas dan tertata, yang pada gilirannya akan meningkatkan kontribusi perannya bagi pengguna jalan.

Sementara itu, Edric Chandra selaku Community Manager Wismilak Foundation menjelaskan, Passionvile  merupakan kompetisi proyek sosial yang mengajak anak muda Indonesia untuk merealisasikan proyek sosialnya melalui aspirasi kreatif, inovatif dalam bentuk ide-ide proposal.

“Yang diharapkan berdampak positif serta menginspirasi lingkungan sekitar, bahkan bangsa Indonesia. Hal ini sesuai dengan salah satu pilar dari Wismilak Foundation yaitu Peduli Sosial,” terang Edric.

“Anak muda identik dengan ide-ide inovatif dan ide yang dapat memberikan dampak positif terhadap penyelesaian isu-isu sosial di Indonesia merupakan aset lndonesia yang membangun. Wismilak Foundation bangga dengan pencapaian Dodik karena kami turut mengiringi proses realisasi proyek sosial Bernapas Bersama Peluit ini, apalagi dia masih usia 20 tahun," pujinya.

Pada kesempatan yang sama, Koordinator Supeltas Surakarta Rahmat Kartolo mengaku mengapresiasi atas proyek sosial yang diinisiasi oleh Dodik melalui program Wismilak Passionville. Menurutnya, Dodik telah mendalami isu dan permasalahan Supeltas hingga diangkat ceritanya dalam sebuah buku dan dibuatkan masker dengan desain khusus.

“Maskernya beda, ada tulisan Supeltas, terus peluit tidak usah memegang, ini sangat bagus dan memudahkan kami selain tentunya menjaga kesehatan kami, dari debu jalanan dan asap knalpot kendaraan yang lalu lalang di depan kami,” ujar Kartolo.

Kartolo menambahkan, dengan launching Yayasan Supeltas, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan sesama Supeltas dan juga dapat bermanfaat bagi masyarakat umum, melalui program-program atau kegiatan yang akan dilakukan ke depannya yang terarah dan terkoordinir dengan sistematis.

“Misal ada rekan yang sakit, atau anaknya butuh pendidikan melalui yayasan berasaskan kemanusiaan dan berbadan hukum ini, kami akan berupaya mencarikan donatur atau bisa melalui kas untuk meng-cover yang membutuhkan,” tandasnya.

Adapun dalam kesempatan itu juga diisi diskusi dengan tema “Peran Supeltas Dalam Dinamika Transportasi Kota” yang menghadirkan narasumber yang berkompeten di bidangnya seperti dari Dinas Perhubungan Kota Surakarta Kabid Lantas Ari Wibowo, Kanit Dikyasa Satlantas Polresta Surakarta AKP Novilia, Koordinator Supeltas Surakarta Rahmat Kartolo, termasuk dari Editor Penerbit Tiga Serangkai Ferrial Pondrafi, Edric Chandra, dan Dodik. (adr)

(way)