SUKOHARJO, solotrust.com- The Heritage Palace, destinasi wisata yang telah buka sejak 9 Juni 2018 silam, mengusung tagline "tempat selfie sepuas-puasnya" untuk menarik minat masyarakat dari berbagai latar belakang agar berkunjung ke bekas pabrik gula itu.
Berlokasi di Jalan Permata Raya, Dukuh Tegal Mulyo, Pabelan, Kartosuro, Sukoharjo, Jawa Tengah, The Heritage Palace dikelola oleh PT. Gendis Mas Sentosa Abadhi, yang menyewa lokasi selama 24 tahun ke depan. Selain menyajikan wisata alternatif bagi masyarakat, sekaligus untuk melestarikan dan merawat bangunan sebagai warisan bersejarah bagi bangsa Indonesia.
Pengelola The Heritage Palace, Franky Hardy menjelaskan, pemanfaatan pabrik gula sebagai destinasi wisata baru di Solo Raya ini bukan tanpa alasan. Sebab gedung dinilai mempunyai keunikan yang tidak dimiliki tempat lain dan punya nilai jual. Terlebih sudah termasuk Benda Cagar Budaya (BCB), dan sertifikasi telah dilakukan sekitar bulan Februari-Maret 2018.
"Luas area sekitar 2,2 hektar. Ini gedungnya masih aman, konstruksi masih bagus. Total ada 9 wahana, tapi saat ini baru siap 4 wahana, yaitu Old View Building dan taman, Museum 3 Dimensi, Museum Omah Kuwalik, dan Museum Transportasi,"
Seiring berjalannya waktu mendekati Grand Opening pada akhir 2019 nanti, pihak pengelola akan menambahkan wahana yang lain untuk mengakomodir kebutuhan pengunjung. Antara lain Convention Hall, Kids Town, oleh-oleh dan souvenir, foodcourt, dan Taman Aquarium Raksasa. Convention Hall akan ada 2 yang kecil berkapasitas 300-500 orang dan besar berkapasitas 2500 orang untuk standing party. Sehingga dapat dimanfaatkan sebagai area untuk konser, wisuda, pameran, seminar, ultah, dan acara lain.
Sebelumnya, pihak pengelola telah berpengalaman dalam mengelola tempat wisata, salah satunya Old City 3D di Kota Lama. Dimana kunjungan wisata di area DI. Yogyakarta itu terhitung tinggi bahkan menargetkan dapat meraup 28 juta wisatawan. Untuk itulah, pihak pengelola ingin menumbuhkan destinasi wisata serupa di tempat lain, tepatnya di Solo Raya ini melalui The Heritage Palace.
Jumlah pengunjung rata-rata 200 orang per hari, dan di akhir pekan meningkat menjadi 500-600 orang per hari. Jumlah bisa meningkat hingga 2 - 3 kali lipat saat libur hari raya. Pertama buka, tiket masuk dipatok Rp 55 ribu, lalu diturunkan menjadi Rp 45 ribu di hari biasa, dan Rp 65 ribu di hari Sabtu, Minggu dan hari libur. Rata-rata pengunjung adalah keluarga, berasal dari Yogyakarta, Semarang, Madiun, Surabaya, Jakarta, Manado, Bogor, Bandung, dan Bali.
Bagi yang ingin melakukan pemotretan komersil, pihak pengelola mengenakan charge cukup tinggi karena butuh area steril dari pengunjung lain. Tarif bisa mencapai Rp 2 juta untuk pre- wedding atau foto komersil produk.
"Untuk pemeliharaan gedung kita selalu koordinasi dengan pihak Cagar Budaya, sebab bila gedung ini mengalami kerusakan harus konsultasi dulu. Kita koordinasi setiap hari demi kenyamanan pengunjung," imbuhnya.
Untuk memperluas promosi agar makin dikenal khalayak, pihak pengelola sejauh ini melakukan publikasi melalui media sosial. Selain itu juga melalui surat kabar, radio, TV bahkan menggandeng Dinas Pariwisata setempat (Sukoharjo).
The Heritage Palace merupakan hasil revitalisasi dan pengembangan Bekas Pabrik Gula Gembongan Kartasura, Sukoharjo. Salah satu peninggalan era Kerajaan Mataram Islam ini didirikan pada tahun 1892. (Rum)
(wd)