Hard News

Kemenpar dan Hamish Daud Ungkap Tiga Masalah Serius Pariwisata di Indonesia

Jateng & DIY

12 November 2017 01:27 WIB

Hamish Daud saat menjadi pembicara dalam seminar di UNS. (dok. Instagram)

SOLO, solotrust.com - Meski berkembang sangat pesat, ternyata masih ada beberapa masalah pariwisata yang menjadi hambatan di Indonesia. Kesiapan warga, kebersihan, dan kemacetan merupakan beberapa di antaranya. 
 
Perkembangan pariwisata di Indonesia terbilang sangat pesat. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS),  terdapat sebanyak 4,2 juta wisman mengunjungi Indonesia sepanjang Januari-April 2017. Jumlah itu merupakan pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara. Berkembangnya sektor pariwisata ini pun sukses menyumbang devisa kedua terbanyak di Indonesia, setelah CPO (Crude Palm Oil atau minyak sawit mentah).
 
Kendati demikian, masih ada beberapa kendala yang menghambat pariwisata Indonesia. Mengingat potensi Indonesia yang memiliki banyak kepulauan dan budaya, seharusnya daya tarik pariwisata Indonesia bisa lebih unggul dari negara lain. Masalah itulah yang dibahas dalam Seminar Nasional bertajuk "Strategi Indonesia dalam Menghadapi Ekonomi Global Melalui Pengembangan Sektor Pariwisata" yangdiadakan di Auditorium UNS pada Sabtu (11/11). 
 
Acara yang diselenggarakan oleh HMJEP UNS ini menghadirkan empat pembicara kompeten yaitu Dr. Ni Made Eka Mahadewi dari Kementrian Pariwisata RI, Nitha Sudewo dari Online Service Mister Aladin, Dosen UNS BRM Bambang Irawan serta aktor sekaligus presenter program travelling, Hamish Daud Wyllie. Dalam presentasinya, Hamish Daud menyampaikan bahwa kemacetan menjadi salah satu kendala untuk meningkatkan pariwisata Indonesia.
 
"Orang datang ke Bali, Jakarta, Jawa, mereka sebenarnya freak out dengan kemacetan," kata Hamish.
 
"Jangan lupa ya, waktu untuk liburan mereka itu terbatas. Yang bikin macet itu motor, mobil juga. Sekarang di Bali, estimate ada sekitar 4 ribu mobil baru di Bali."
 
Selain macet, kebersihan lingkungan juga menjadi salah satu masalah yang harus diperhatikan. Hamish mendapati beberapa tempat wisata di Indonesia kini sudah dipenuhi dengan sampah berserakan yang ditinggalkan oleh wisatawan. 
 
"Sampah ini ada yang organik dan anorganik. Sampah yang anorganik belum dimanfaatkan secara optimal. Ini adalah langkah ke depan industri pariwisata bagaimana menciptakan sebuah kawasan wisata yang disatu pihak dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, tapi di satu pihak tidak menciptakan kerusakan lingkungan," saran Dosen UNS BRM Bambang Irawan. 
 
Masalah lain adalah kesiapan masyarakat. "Masyarakat itu ibarat akar. Destinasinya ada, kalo masyarakatnya tidak bergerak, jadi nothing," jelas Dr. Ni Made Eka Mahadewi. "Untuk menciptakan pariwisata, tidak hanya perlu destinasi yang bagus tapi juga menciptakan SDM yang kreatif." (Syauqi-A)

(Redaksi Solotrust)