Pend & Budaya

Buat Pandangan Anak Sempit, Mendikbud: Pendidikan Agama Perlu Dikaji Ulang

Pend & Budaya

27 Maret 2019 07:05 WIB

Mendikbud Muhadjir Effendy. (solotrust-adam)

YOGYAKARTA, solotrust.com – Kemenetrian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Kementerian Agama tengah mengkaji ulang kurikulum pelajaran agama di sekolah.

Selama ini, kurikulum agama yang didapat para siswa cenderung hanya berbasis pengetahuan dalam lingkup sempit. Dua kementrian tersebut menginginkan adanya pemahaman agama yang luas sesuai pengamalan Pancasila sila pertama.



“Yang penting sebetulnya saya lihat, kurikulum pendidikan agama kita harus ditinjau secara radikal. Tapi maaf ini memang bukan wewenang saya, tapi sudah saya sampaikan kepada Pak Menteri Agama,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, saat membuka Pelatihan Pengawas Sekolah dalam Mempromosikan Toleransi dan Multikultularisme di Yogyakarta, Senin (25/3/2019).

Mendikbud menyebut, selama ini pelajaran agama yang didapat para siswa hanya berbasis pengetahuan yang bersifat deterministic. Pengetahuan deterministic ini membuat siswa melihat agama dalam lingkup sempit.

“Orientasinya sangat terlalu serba pengetahuan, pengetahuannya itu sangat determenistic. Isinya itu pokoknya adalah agama yang dianut si anak itu paling benar dan (yang lain) tidak benar. Dan ini yang membuat pandangan anak sejak dini terlalu sempit ya,” jelasnya.

Hal inilah yang disebutnya membuat siswa akan menjadi intoleransi dengan agama lainnya. Di sisi lain, pendidikan Pancasila nantinya akan disesuaikan yang intinya ruh atau semangat dalam membangun kebersamaan, toleransi, menjaga persaudaraan, serta persatuan dan kesatuan.
Ia menambahkan, Indonesia memiliki modal menjadi negara besar dengan menjaga kerukunan dan keutuhan. Kekuatan besar yang dimaksud adalah kekuatan agama yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. (adam)

(way)