SOLO, solotrust.com - Selama penyelenggaraan pasar murah bawang, masyarakat akan mendapatkan subsidi sebesar Rp 3 ribu per kilogram (kg) untuk pembelian bawang merah maupun bawang putih.
Pasar Murah Mirunggan Bawang Putih dan Bawang Merah akan digelar oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Solo di beberapa titik di pasar tradisional kota Solo pada awal bulan April 2019.
Kepala Tim Sistem Pembayaran Pengelolaan Uang Rupiah dan Layanan Administrasi (SPPURLA) Kantor Perwakilan BI Solo, Bakti Artanta, menerangkan kick-off pasar murah bawang akan diadakan Minggu (7/4/2019) di Plasa Sriwedari saat Car Free Day. Dilanjutkan Pasar Mirunggan Bawang di Pasar Gede dan Pasar Nusukan pada tanggal 8-12 April 2019.
"Tujuannya meringankan beban masyarakat karena nanti akan ada subsidi Rp 3 ribu per kilo. Harga akan mengikuti harga pasar pada saat ini. Kalau hari ini supplier menyampaikan harga bawang Rp 41.000. Tapi untuk pasar murah nanti harga bawang belum dapat dipastikan," tuturnya usai rapat TPID di Ruang Rapat Asisten Pengembangan Ekonomi Sekda Solo, Jumat (5/4/2019).
Adapun untuk pembukaan pasar murah pada Minggu (7/4) di CFD Solo akan disediakan masing-masing 300 kg bawang putih dan bawang merah. Sedangkan selama 5 hari pada tanggal 8-12 April 2019 di Pasar Gede dan Pasar Nusukan masing-masing akan tersedia 100 kg bawang merah, 100 kg bawang putih per- hari.
Mekanismenya, pembelian bawang di pasar murah bawang tersebut dibatasi hanya 1 kg saja untuk tiap orang. Jadi masyarakat hanya bisa membeli bawang putih saja 1 kg, bawang merah saja 1 kg atau bawang merah 0,5 kg dan bawang putih 0,5 kg.
"Pembelian dibatasi karena pasar murah ini menyasar masyarakat atau konsumen akhir bukan pedagang," tandas Bakti.
Penyelenggaraan pasar murah bawang ini merupakan kerjasama antara TPID Kota Solo dengan Perumda PAU “Pedaringan” Solo, Bulog Subdivre III Solo, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero), Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Cabang Sragen, distributor bawang putih/merah di Pasar Legi dan Perbankan.
Operasi pasar ini bertujuan untuk menstabilkan harga bawang di pasaran sekaligus kelanjutan sidak TPID pada 20 Maret lalu. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Solo menunjukkan, baik bawang putih dan bawang merah turut andil menyebabkan inflasi pada Maret 2019.
Sebelumnya, Kepala BPS Kota Solo, R. Bagus Rahmat Susanto, mengungkapkan harga bawang putih melonjak sebesar 30,25 % dan bawang merah naik 24,03 %. Akibatnya, Kota Solo mengalami inflasi di angka 0,29 % di bulan Maret 2019. Padahal sempat mengalami deflasi hingga 0,11 % pada bulan Februari 2019.
Bakti menambahkan salah satu indikasi penyebab naiknya harga bawang merah adalah penurunan jumlah stok. Sebab stok bawang merah dipengaruhi cuaca yang saat ini kurang mendukung. Sedangkan faktor penyebab naiknya harga bawang putih diperkirakan penurunan jumlah stok akibat tidak adanya kiriman dari luar negeri.
"Bawang putih 90 persen karena impor. Dan impor ternyata masih ditahan karena terkait Pemilu sehingga stok menurun. Dan kran impor belum diketahui dibuka kapan," terangnya.
Upaya operasi pasar ini sekaligus dimaksudkan untuk memonitor agar target inflasi terjaga di kisaran 3,5% + 1 sesuai target yang ditetapkan Bank Indonesia untuk tahun 2019. Bakti berharap mudah mudahan inflasi pada bulan April tidak terlalu besar apalagi petani bawang sudah menjelang panen.
"Kami juga mengimbau masyarakat agar bijak belanja dan terus memantau harga," pungkasnya. (Rum)
(wd)