Hard News

56 Pasien RSJD Surakarta Nyoblos

Jateng & DIY

17 April 2019 12:07 WIB

Suasana Pemilu di Rumah Sakit Jiwa (RSJD) dr. Arif Zainudin Surakarta.

SOLO, solotrust.com - Sebanyak 56 pasien Rumah Sakit Jiwa (RSJD) dr. Arif Zainudin Surakarta menggunakan hak pilihnya pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 kali ini.

Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 108, Sumino menerangkan, bahwa pihaknya telah berkoordinasi lebih dulu dengan dokter dan psikiater apakah pasien layak memberikan suaranya baru kemudian menyampaikan data ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).



"Kalau total pemilih di TPS 81 orang terdiri dari perawat 15 orang, anggota KPPS 10 orang dan pasien atau Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang berhak mendapat formulir A5 dari KPU sebanyak 56 orang," paparnya pada media di sela proses pemungutan suara di aula Indraprasta, Kompleks RSJD Solo, Rabu (17/4/2019).

Sejauh ini, kata Sumino, pelaksanaan pemilu berjalan lancar. Para pasien mampu meberikan suara tanpa bantuan atau arahan siapapun. Mereka mampu memberikan suaranya secara sadar. 

Kepala Humas RSJD Solo, Totok Hardiyanto menerangkan, total pasien sementara ini 200an dan yang mendapat rekomendasi untuk bisa mencoblos tadinya 77 orang. Karena dalam perjalanan perawatan sudah ada yang sembuh dan boleh pulang maka jumlah pasien yang mendapat rekomendasi 56 orang atau sekitar 30 %.

"Jadi dapat rekomendasi itu dalam arti kami memiliki alat alat pengukur tersendiri dari dokter ahli jiwa secara khusus sehingga mereka bisa ditentukan sesuai dengan hak-hak kita dan disahkan undang undang disabilitas mental," jelasnya.

Dan sebelum mencoblos, perawat juga melakukan pengecekan apakah ada hal-hal khusus yang perlu diperhatikan. Namun ternyata para pasien bisa berangkat dari bangsal menuju TPS. Dan mereka sungguh sungguh memilih sendiri, memasukkan ke kotak suara, mencelupkan jari ke tinta.

"Artinya sah sebagaimana kita. Mereka punya kemerdekaan untuk memilih dan memang sudah kami tes seleksi. Mereka berhak dan bisa memilih sendiri tanpa formulir C3. Pelaksanaan pencoblosan tidak ada kendala dan tidak ada pasien yang diantar," ujar Totok.

Untuk membuat para pasien nyaman dalam menggunakan hak suara, pihak panitia di TPS 108 sengaja dibuat bernuansa Jawa. Para petugas TPS tampak mengenakan busana adat Jawa, beskap untuk laki-laki dan kebaya untuk wanita.

"Dengan tujuan supaya membuat nyaman pasien. Biar pasien-pasien merasa nyaman dengan Gending Jawa. Sehingga pada waktu mencoblos tidak stress atau tegang," imbuhnya.

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya menyiagakan satuan keamanan di rumah sakit. Selain itu anggota KPPS yang bertugas di TPS 108 sendiri terdiri dari 1 dokter ahli, ahli hukum, perawat-perawat dan juga dibantu perawat bangsal yang mengantar pasien. 

Salah seorang pasien RSJD, Meisa Salsabila (19) mengaku pertama kalinya ikut Pemilu dan merasa senang. "Seneng, daripada golput lebih keren nyoblos. Enggak bingung walau yang dicoblos 5 kertas suara. Ingin dapet pemimpin yang sempurna. Harapannya tidak usah perang kita damai terus," katanya. (Rum)

(wd)