SOLO, solotrust.com - Duka mendalam kembali dirasakan keluarga anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kota Solo. Kamis (25/4/2019) pagi seorang anggota KPPS TPS 147 Kadipiro meninggal dunia.
Almarhum meninggalkan dua orang anak bernama Astri Setyoningsih dan Sari Ratnaningsih, serta seorang istri bernama Dwi Astuti. Istri yang ditinggalkan tampak begitu terpukul melihat kepergian suaminya untuk selama-lamanya.
Dengan kondisi yang masih menangis tersedu-sedu, Dwi mau menerima kehadiran awak media yang ingin mendengar cerita darinya tentang kondisi suaminya.
Dwi menuturkan bila sedianya almarhum tidak terdaftar sebagai anggota KPPS, hanya saja saat satu hari menjelang Pemilu ada seorang petugas keamanan TPS 147 yang mendadak mengundurkan diri, kemudian dipilihlah nama Suratin untuk mengisi posisi itu. Lalu, Suratin pun mengemban tugasnya pada Pemilu 17 April.
"Sebelumnya tidak pernah menjadi anggota KPPS, baru kali ini," ujar Dwi kepada solotrust.com saat dijumpai di kediamannya.
Beberapa hari kedepan setelah usai Pemilu, Dwi mengaku suaminya merasakan sakit masuk angin dan sesak pada bagian dadanya. Lalu, ia meminta bantuan tetangga untuk membawa Suratin ke Rumah Sakit Hermina, Jebres pada Rabu (24/4/2019) sore.
"Kemarin kan cuma bilang masuk angin, agak sesak dadanya, diobatin tidak mau, kemarin sore saya bawa ke rumah sakit ditangani di IGD masuk ICU, ada kelainan di jantung, paru dan ginjal, tahunya baru kemarin itu, soalnya tidak pernah bilang merasakan apa - apa sebelumnya," tuturnya.
Saat masa Pemilu, waktu almarhum memang banyak dihabiskan di luar rumah. Sehari sebelum Pemilu, suaminya berangkat berjaga pada pukul 20.00 WIB sampai keesokan dini hari pukul 03.00 WIB. Lalu, pada hari Pemilu 17 April suaminya berangkat pukul 05.30 WIB, setelah maghrib pulang, mandi dan berangkat lagi sampai keesokan harinya pukul 05.00 WIB. (adr)
(wd)
