SOLO, solotrust.com - Mahasiswa Program Studi (Prodi) Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berhasil menciptakan sebuah plester luka ramah lingkungan yang diberi nama Pulosakti hasil pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit dan Ikan Sidat.
Penelitian yang dilakukan Alfiyatul Fithri dan Wahyu Puji Pamungkas ini didukung anggaran dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) senilai Rp 20 juta dan bimbingan dari dosen Dr rer nat Maulidan Firdaus MSc.
Fithri menuturkan, untuk lolos mendapatkan dana penelitian dari BPDPKS, ia harus bersaing dengan ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
"Iya tentunya senang, dari 400 proposal penelitian yang masuk ke BPDPKS, hanya 20 proposal penelitian yang lolos dan memperoleh pendanaan dari BPDPKS untuk menjalankan penelitian," tutur dia kepada solotrust.com di UNS, Kentingan, Jebres, Solo Kamis (16/5/3019)
Sebagaimana yang telah dinyatakan FAO (Food and Agricultural Organization) bahwa Indonesia dan Malaysia adalah produsen dan eksportir minyak sawit terbesar di dunia. Hal itu dimanfaatkan Fithri dan Wahyu untuk mengoptimalkan pemanfaatan tandan kelapa sawit yang sebatas dianggap limbah.
Kemudian Fithri memanfaatkan tandan kosong kelapa sawit sebagai bahan dasar pembuatan hidrogel. Selain itu, ikan sidat yang mengandung albumin tinggi dan melimpah di Indonesia sehingga diperlukan pula pemanfaatan ikan sidat untuk komponen pembuatan hidrogel.
“Selama ini hanya diambil sawitnya saja sedangkan tandan kosong kelapa sawit ini hanya jadi limbah dan dibiarkan begitu saja, paling digunakan menjadi arang. Makanya saya dan tim memiliki inisiatif untuk mengubah tandan kosong kelapa sawit ini untuk dibuat plester luka dengan tambahan albumin dari ikan sidat yang memiliki khasiat cepat menyembuhkan luka,” beber Fithri.
Lanjutnya, Pulosakti ini merupakan plester luka modern berbasis hidrogel dengan sifat ramah lingkungan. Hidrogel dibuat dari limbah tandan kosong kelapa sawit. Sedangkan ikan sidat adalah komponen tambahan pada plester yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka karena tingginya kandungan albumin dalam ikan sidat.
Cara penggunaannya Pulosakti cukup sederhana hanya dengan menempelkan plester pada bagian luka, setelah sebelumnya luka dibersihkan dengan air atau alkohol untuk menghilangkan kotoran dan darah.
Efektifitas Pulosakti diperoleh dari uji pada luka tikus putih. Kemampuan percepatan penyembuhan luka diamati dan dibandingkan dengan plester luka konvensional komersil dan gel komersil.
"Hasil pengujian menunjukkan bahwa Pulosakti memiliki kemampuan penyembuhan luka yang sangat baik dan lebih cepat dibandingkan plester konvensional komersil dan gel komersil. Berdasarkan hasil uji tersebut, Pulosakti efektif digunakan sebagai pertolongan pertama pada luka," sebut dia.
Setelah penelitian berjalan selama enam bulan ini, Pulosakti sudah diuji dan hasilnya aman untuk digunakan. Pulosakti memiliki keunggulan efektif mempercepat penyembuhan luka, ekonomis, ramah lingkungan, nyaman, tanpa bahan kimia berbahaya serta mudah dilepas tanpa melukai kulit. Ia pun kini siap memasarkan produk tersebut. Dalam satu bungkus Pulosakti terdapat 10 lembar plester berukuran 4 x 2 centimeter.
“Sudah ada produknya, bentuknya gel tapi padat seperti plester luka yang biasa diperoleh di pasaran. Setelah proses penelitian selesai, produk ini sudah siap dipasarkan. Dan kami pun telah memiliki Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) untuk produk ini,” terang dia. (adr)
(wd)