SOLO, solotrust.com – Berdasarkan hasil investigasi tim pejinak bom gegana Polri dan rekaman Closed Circuit Television (CCTV) aksi bom bunuh diri yang dilancarkan oleh pelaku Rofik Asharudin (22) tidaklah berjalan dengan sempurna.
Baca juga: Kapolda Jateng Sebut Tersangka Bom Kartasura Dibaiat ISIS
Menurut Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel, pelaku sempat kaget saat bom panci yang disimpan dipinggangnya meledak dengan tidak sempurna, bahkan diketahui cara perakitan bom juga tidak sempurna sehingga hanya menimbulkan ledakan low eksplosif.
Hal itu dipaparkan Kapolda kepada wartawan usai giat pengamanan kunjungan Presiden Joko Widodo dalam pembagian paket sembako di Graha Saba Buana, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Rabu (5/6/2019)
”Dari hasil rekaman kamera pengawas dan hasil investigasi Tim Jibom Gegana Polri, ledakan tidak sempurna, kita lihat, dia sendiri kaget, bom tidak sempurna, cara merakit tidak sempurna, lukanya hanya di sekitar tempat menyimpan bom panci yang disimpan di pinggangnya, hanya robek sedikit di perut, sedikit di atas paha, di sekitar tangan,” papar Irjen Pol Rycko
Kapolda menambahkan, saat ini kondisi RA pasca terkena ledakan yang diakibatkan karena ulahnya sendiri sudah berangsur normal, RA pun telah ditetapkan sebagai pelaku atau tersangka tunggal oleh kepolisian dalam kasus yang menggegerkan masyarakat saat 2 hari jelang lebaran ini. Ke depan akan dilakukan deradikalisasi pada RA untuk menetralisir paham-paham radikal yang merasuki pikiran RA, biasanya deradikalisasi dilakukan melalui pendekatan interdisipliner, seperti hukum, psikologi, agama, ekonomi, pendidikan, kemanusiaan dan sosial budaya.
”Sudah penahanan sebagai tersangka, kondisinya semakin baik, karena tidak terlalu parah, sesuai aturannya akan dilakukan deradikalisasi terhadap tersangka,” jelasnya. (adr)
(wd)