Serba serbi

Indonesia Miliki Dua Cagar Biosfer Baru, Togean Tojo Una-una dan Saleh-Moyo-Tambora

Wisata & Kuliner

25 Juni 2019 01:07 WIB

Malenge, salah satu dari gugusan pulau di Kepulauan Togean. (Foto: Instagram @travelisland_life via @togeantrip).


Solotrust.com - Indonesia kini memiliki Cagar Biosfer (CB) baru yakni CB Togean Tojo Una-una, di Kabupaten Tojo Una Una, Provinsi Sulawesi Tengah, dan CB Saleh-Moyo-Tambora (Samota), di Kabupaten Sumbawa, Sumbawa Barat, Dompu, dan Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat.



Baca juga:

Labuan Bajo Dikembangkan Jadi Destinasi Wisata Berkelanjutan

Sebagaimana dilansir dari laman Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Minggu (23/6/2019), penetapan keduanya dilakukan pada sesi ke-31 International Co-ordinating Council Man and Biosfer (ICC MAB) di Paris, Prancis.

CB Togean Tojo Una-una memiliki luas 2.187.632 Ha yang merupakan bagian dari Coral Triangle Area, dengan rincian Core Zone seluas 368.464 Ha, Buffer Zone 281.136 Ha, dan Transition Zone seluas 1.538.032 Ha, dengan wilayah perairan seluas 1.053.630 Ha dan daratan seluas 484.402 Ha.

CB ini merupakan keterwakilan ekosistem dan melindungi ekosistem pantai, padang lamun, dan terumbu karang terpenting di wilayah World Coral Triangle, terutama di Teluk Tomini.

Sedangkan CB Samota luasnya adalah 728.484,44 Ha, dengan Core Zone seluas 115.207,10 Ha, Buffer Zone seluas 138.731,86 Ha dan Transition Zone seluas 474.545,48 Ha.

CB Samota merupakan keterwakilan dan perlindungan untuk berbagai tipe ekosistem di wilayah Lesser Sunda, seperti flora dan fauna di hutan pegunungan di Gunung Api Tambora, Pulau Moyo, dan kekayaan satwa perairan di Selat Saleh, antara lain dengan keberadaan hiu paus.

Sebelumnya, di Indonesia telah ditetapkan 14 CB dengan total luas 25.015.686 hektar, yaitu CB Cibodas (1977), CB Lore Lindu (1977), CB Komodo (1977), CB Tanjung Puting & CB Siberut (1981), CB Leuser (1981), CB Giam Siak Kecil Bukit Batu (2009), CB Wakatobi (2012), CB Taka Bonerate Kep.Selayar (2015), Bromo Tengger Semeru Arjuno (2015), CB Belambangan (2016), CB Berbak Sembilang (2018), CB Rinjani Lombok (2018), dan CB Betung Kerihun Danau Sentarum Kapuas Hulu (2018).

Dengan ditambah dua CB baru ini, Indonesia kini telah memiliki 16 CB, dengan total luas 27.931.802 Ha.

Semua CB tersebut mewakili hampir seluruh tipe ekosistem dan fenomena geologi di Indonesia, seperti hutan tropis di berbagai ketinggian, pegunungan api aktif, karst, ekosistem pantai, padang lamun, terumbu karang, sampai ke laut dalam.

Tak hanya itu, CB tersebut juga mewakili nilai peninggalan sejarah arkeologi dan fenomena geologi dan kegunungapian, yang dihuni oleh masyarakat dengan ragam budayanya. Oleh karena itu, cagar-cagar biosfer di seluruh Indonesia menyandang nilai-nilai sangat penting dan bersifat lokal sekaligus global. (Lin)

(wd)