Solotrust.com - Karya seni kontemporer Indonesia ditampilkan dalam pameran "The Contemporary World: Indonesia" di National Gallery of Australia (NGA), Canberra, Australia.
Dilansir dari laman Kementerian Luar Negeri, Senin (24/6/2019), pameran yang secara resmi diluncurkan bersama oleh Dubes RI untuk Australia, Kristiarto Legowo, Dubes Australia untuk Indonesia, Gary Quinlan, dan Nick Mitzevich, Direktur NGA tersebut akan berlangsung selama lebih dari tiga bulan mulai dari 21 Juni sampai dengan 27 Oktober 2019.
Baca juga: Keren! Seniman Jepang Ini Mampu Gambar Harry Potter Mirip dengan Fotonya, Hanya dengan Pensil Warna
Selain masyarakat umum, dalam peluncuran tersebut turut hadir pula berbagai perwakilan pemerintah Australia serta kalangan diplomatik negara sahabat, seperti Dubes Brunei Darussalam, Malaysia, Myanmar, Kroasia, dan Korea Selatan.
​Pameran yang diselenggarakan di ibukota Australia ini menampilkan 55 karya seni kontemporer dari 20 seniman Indonesia. Berbagai kesenian mulai dari seni lukis, ukir, fotografi, sinematografi, keramik, seni instalasi, tekstil, sinematografi, hingga seni gerak ditampilkan dan dipamerkan di salah satu galeri seni bergengsi dan ternama di dunia itu.
Berbagai karya dari seniman Indonesia seperti Tisna Sanjaya, Melati Suryodarmo, FX Harsono, Yudha Fehung, Entang Wiharso, Jompet Kuswidananto, Zico Albaiquni, Eko Nugroho, Duto Hardono, dan Octora dengan kreasi dan inovasinya seolah mampu menghipnotis pengunjung yang hadir.
Antusiasme pengunjung yang tinggi juga terlihat pada saat talk shows interaktif antara para pengunjung dengan para seniman. Foyer NGA terlihat semakin sesak dengan pengunjung yang ingin mendapatkan penjelasan lebih dalam mengenai berbagai karya seni Indonesia yang ditampilkan.
Selama ini, berbagai karya seniman dunia telah banyak dipamerkan di NGA seperti Monet, Sidney Nolan, Salvador Dali, Francis Bacon, dan Andy Warhol.
Oleh karenanya, Duta Besar RI untuk Australia, Kristiarto Legowo, menyampaikan kebanggaannya bahwa karya seniman Indonesia dapat dipamerkan di NGA. Dubes Kristiarto juga berharap melalui pameran seni kontemporer ini akan menjadi jembatan yang semakin mendekatkan masyarakat Australia-Indonesia, serta saling memperkuat rasa pemahaman satu sama lain.
Senada dengan hal tersebut, Dubes Quinlan juga mengapresiasi hasil karya seniman Indonesia yang dinilai sangat terinspirasi dari sejarah perjalanan bangsa Indonesia, sebagai salah satu bangsa besar dan bertetangga langsung dengan Australia. Untuk itu, Dubes Quinlan menekankan pentingnya untuk menjaga hubungan baik yang sudah terbangun oleh kedua negara selama ini.
Baca juga:
Abib Habibi Igal, Seniman Muda Asal Kalimantan Bawakan Tari 24 Jam Non Stop
Meskipun seni kontemporer Indonesia baru pertama kalinya secara akbar dipamerkan di NGA, namun berbagai kesenian Indonesia telah beberapa kali tampil di panggung NGA, diantaranya pertujukan “Gamelan Bali" pada tahun 2017 dan pertunjukan “Wayang Kulit" pada tahun 2018. (Lin)
(wd)