SOLO, solotrust.com- Pariwisata di wilayah eks karesidenan Surakarta terutama kota Solo akan lebih diuntungkan ke depannya mengingat terdapat empat exit toll di sekitarnya. Hal itu diungkap oleh Sunardi, Ketua Gabungan Paguyuban Travel Agent Nusantara (Gapatara) di sela acara Halal Bihalal di Solo, Senin (1/7/2019).
Baca juga: Saatnya Liburan, Maskapai Penerbangan Murah Turunkan Harga Tiket
"Solo sangat diuntungkan yaitu jalur exit tol. Solo full saat liburan ini, Jogja turun 15 persen. Pada lari ke Solo jarena jalur enak lewat exit tol. Bisa ke Klewer, Kraton lalu bisa lewat exit tol," tuturnya pada wartawan.
Dengan adanya 4 titik exit tol, tidak heran bila kebanyakan wisatawan akan lari ke Solo tinggal bagaimana berbenah. Menurutnya, para pemangku kepentingan dunia pariwisata hendaknya membangun Solo berbudaya, yaitu menggali budaya yang ada di Solo karena destinasi alam tidak ada. Apalagi kondisi akses menuju dan ke Solo tidak sepadat yang terjadi di kawasan wisata Yogyakarta dan Gunung Kidul.
"Solo sudah luar biasa, hotel berbintang, tidak crowded. Tidak seperti Jogja dan Gunung Kidul yang jalurnya sudah padat, takutnya wisatawan bosan karena macet," imbuhnya.
Sejauh pengamatannya, saat ini Yogyakarta dengan Candi Borobudur dan Candi Prambanan masih menjadi primadona, baik bagi wisatawan asing maupun domestik. Pihaknya berharap ke depan bisa tercipta destinasi wisata baru. Pemerintah dan para pemangku kepentingan dapat membuat agenda yang ditentukan jadwalnya untuk menarik wisatawan agar berkunjung. Ia mencontohkan pertunjukan Ramayana Ballet di Yogyakarta dan Tari Barong di Bali.
"Solo seninya tinggi, bisa diadakan festival seperti festival gamelan tidak hanya fashion show," kata Sunardi.
Gapatara sendiri saat ini menempatkan prioritas di mempromosikan destinasi wisata lokal sesuai wilayah anggota masing-masing. Salah satunya, setiap tahun rata rata tiap paguyuban yang ada selalu mengadakan event table top yang diikuti post tour. Dimana dalam kesempatan tersebut travel agent diajak keliling destinasi yang ada lalu mempromosikan keluar.
"Yang jelas kita orientasi pasar domestik tapi tidak menutup kemungkinan pasar asing," ujarnya.
Selain itu pihaknya juga menekankan pentingnya melihat ke iuar negeri untuk dapat belajar konsep bisnis pariwisata. Seperti Tiongkok, dimana destinasi wisata adalah aset pemerintah, promosi melalui presentasi produk bahkan memberi sampel produk. Sehingga pusat perbelanjaan dan obyek wisata di sana selalu penuh wisatawan. (rum)
(wd)