SOLO, solotrust.com– Bela Negara sebagai Penangkal Radikalisme di Kampus menjadi tema khusus yang diangkat Menteri Pertahanan (Menhan) Republik Indonesia, Jendral TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu memberikan pembekalan dalam kuliah umum bagi mahasiswa baru Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Kuliah umum tersebut diikuti ribuan mahasiswa baru UNS di Halaman Depan Gedung Rektorat dr. Prakosa UNS, Kentingan, Jebres, Solo, Selasa (13/8/2019).
Ryamizard menyampaikan materi tersebut bertujuan untuk membentengi mahasiswa dengan amalan nilai-nilai Pancasila dan bela negara untuk menghalau paham-paham radikal yang mencoba masuk di Indonesia menggerogoti lingkungan perguruan tinggi.
“Kita beri penekanan kepada mereka, agar mereka tidak terpengaruh oleh yang ingin merubah ideologi Pancasila, seperti salah satunya paham khilafah, mereka harus tahu sejarah khilafah, wajah Islam itu Islam yang penuh damai di Indonesia dan negara manapun, tidak benar menaikkan bendera merah putih itu kafir, menyanyikan lagu Indonesia Raya kafir, sedikit-sedikit mengkafir-kafirkan, mereka tidak tahu yang mendirikan bangsa ini berjuang untuk Pancasila, karena 20 tahun 30 tahun lagi mereka inilah yang mengatur negara ini, bagaimana tidak dijaga Pancasila ini, bisa rusak negara ini, jangan sampai Indonesia yang beragam ini terpecah belah,” kata Ryamizard kepada solotrustcom.
Menhan mendapat mandat langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo, bahwa ia bertugas dan bertanggung jawab untuk meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme bagi generasi-generasi penerus bangsa, salah satunya dalam kesempatan ini mahasiswa baru UNS.
Sebab, kata dia, ancamam terhadap ketahanan nasional, seperti halnya terorisme tidak hanya menjadi tanggung jawab bagi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) saja, namun menjadi tugas dan tanggung jawab seluruh elemen rakyat Indonesia, tidak terkecuali bagi generasi muda.
“Terorisme tidak bisa hanya dihadapi oleh TNI Polri bersenjata, tapi butuh gerakan nasionalisme dari seluruh masyarakat,” katanya.
Selain terkait terorisme, Ryamizard juga menjelaskan konsep arsitektur pertahanan negara yang telah diamanatkan dalam UUD 1945 dan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2004 harus diperkuat dengan sikap bela negara dari setiap pribadi.
Menhan dengan tegas menolak konsep NKRI Syariah, baginya Pancasila dan NKRI sudah menjadi harga mati dan sudah menjadi rumusan para pendiri bangsa, termasuk syariah, tauhid sudah termuat di dalamnya. Seperti bunyi Pancasila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa.
“Ideologi Pancasila merupakan anugerah yang luar biasa dari Tuhan YME bagi bangsa Indonesia. Pancasila ini merupakan rahmat dan hidayah dari Tuhan YME karena kecintaan-Nya yang luar biasa bagi bangsa Indonesia,” pungkasnya. (adr)
(wd)