Hard News

Banjir Rendam Ratusan Rumah di Kulonprogo

Hard News

29 November 2017 09:04 WIB

Rumah warga terendam banjir. (solotrust.com/adam)

KULONPROGO, solotrust.com - Cuaca buruk yang terjadi akibat badai cempaka membuat daerah Kabupaten Kulonprogo dilanda hujan deras sejak senin malam lalu. Akibatnya ratusan rumah di 5 kecamatan di Kulonprogo dilanda banjir. Banjir juga memutus jalan penghubung antar Kabupaten Kulonprogo dan Bantul.




(sebuah mobil harus didorong karena mogok akibat menerjang banjir)

Akibat hujan deras yang mengguyur membuat Sungai Haisero tak lagi mampu menampung debit air yang datang hingga meluap ke jalan raya. Akibatnya jalan akses antar kabupaten inipun terendam banjir mulai 30 hingga 50 centimeter.  

Sejumlah kendaraan yang memaksa melintasi banjir banyak yang mogok dan terpaksa didorong sejumlah petugas kepolisian.  

“Dari sana dah tinggi terus macet. Tadi mau muter, ternyata lewat sini banjir juga.” Tutur Iis Mardiyati yang motornya macet saat berusaha menerjang banjir.

Tak hanya merendam jalan penghubung antar kabupaten, banjir akibat cuaca ekstrem ini juga menggenangi ratusan rumah di sepanjang Sungai Haisero, diantaranya Desa Gotakan, Krembangan dan Panjatan.  

Banjir yang terjadi kali ini merupakan banjir terbesar sepanjang beberapa tahun terakhir. Meski warga telah berupaya menahan derasnya banjir, namun usaha mereka sia-sia dan banjir kembali menggenangi hunian mereka.  

“Biasanya tiap tahun banjir, tapi ini yang paling deras, biasanya tidka sampai masuk seperti ini.” Ujar salah seorang warga Yuwono yang rumahnya terendam banjir.

Sementara itu kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo Gusdi Hartono mengatakan, BPBD Kulonprogo memberlakukan status siaga darurat banjir dan longsor akibat cuaca buruk kali ini. Kondisi banjir ini diperparah dengan pembuangan air dari Waduk Sermo sebesar 6 meter per- detik, untuk menjaga kondisi waduk yang sudah tak mampu menampung debit air yang ada.  

“Ditambah lagi Bendungan Sermo, karena intensitas hujan yang cukup tinggi, untuk mengamankan bendungan, jadi mau ndak mau harus melepas ainya.” Jelas Gusdi.  

BPBD mencatat terdapat sebanyak 12 bencana longsor di Pegunungan Menoreh dan banjir yang terjadi di 5 kecamatan di Kulonprogo, yakni Galur, Lendah, Panjatan, Wates dan Temon. Jika hujan deras masih terus terjadi, BPBD akan menaikkan status menjadi tanggap darurat untuk meminimalisir terjadinya korban akibat cuaca buruk kali ini.  

Warga diimbau tetap mewaspadai fenomena cuaca buruk akibat dampak badai cempaka yang terjadi di perairan selatan Jawa, mengingat kondisi ini diprediksi masih akan terjadi hingga 3 hari ke depan. 

 

(Adam-Wd) 

(Redaksi Solotrust)