Pend & Budaya

Buku Jejak Sejarah Indonesia Sepanjang 11,7 Meter Dibedah

Pend & Budaya

28 Agustus 2019 21:28 WIB

Ketua Yayasan Warna Warni, Krisnina Maharani Tandjung, di sela acara buka dan bedah buku "Jejak Sejarah Indonesia", di Rumah Budaya Kratonan, Surakarta, Selasa (27/8/2019).

SOLO, solotrust.com - Buku berjudul  "Jejak Sejarah Indonesia" karya para Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 1973 yang tergabung dalam Fortuga ITB dipamerkan di Rumah Budaya Kratonan, Jalan Manduro No. 6, Kartotiyasan, Kratonan, Serengan, Kota Surakarta, Selasa (27/8/2019).

Baca: Akuntan Publik Senior Rachmad Wahyudi Tutup Usia



Ketua Tim Penyusun Buku "Jejak Sejarah Indonesia", Sapta Putrayadi memaparkan, buku tersebut disusun dan dicetak secara swadaya oleh para alumni perguruan tinggi ternama di Kota Kembang itu.

Buku yang berisi beragam informasi tentang sejarah di Indonesia itu juga memuat sejarah mulai dari terbentuknya alam semesta, kondisi alam zaman purbakala, peradaban awal 4.000 sebelum Masehi, kemunculan agrikultur pada abad pertengahan (400-1500 Masehi), era kolonial dan industri (1500-1900), hingga penetrasi teknologi pada era globalisasi (1900-2017).

"Buku ini muncul saat usia Fortuga (Forum Silaturahmi Alumni ITB Angkatan 1973) masuk 45 tahun. Kami ingin memberikan sumbangan yang bisa berguna untuk bangsa, ini salah satu bentuknya. Dengan buku ini kita harapkan sejarah bangsa itu tidak tercecer," terang Sapta kepada wartawan, di sela acara buka dan bedah buku tersebut, Selasa (27/8/2019).

Buku terbitan Fortuga ITB itu pun dilengkapi dengan infografis sesuai lini masa semacam ensiklopedia, sehingga lebih mudah dipahami oleh pembacanya. Termasuk di dalamnya, tentang keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia

"Buku ini terpanjang di dunia, dicatatkan tahun 2018, kita juga sudah pamerkan pertama di Museum Sejarah dekat Monastery, ini yang kedua di Solo," imbuh Sapta.

Menariknya, desain buku itu pun dibuat berbeda dibandingkan buku cetak pada umumnya. Adapun buku itu sengaja dicetak di atas kertas yang terlipat. Jika dibentangkan, panjang buku itu mencapai 11,7 meter.

Buku yang tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) itu, saat ini telah tercetak sebanyak 1000 eksemplar yang dijual seharga Rp 750 ribu per eksemplar, dengan berat mencapai 3 kilogram setiap eksemplarnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Warna Warni selaku pihak pengelola Rumah Budaya Kratonan, Krisnina Maharani Tandjung mengungkapkan apresiasi pun harapannya, dimana masyarakat bisa menemukan pengalaman yang menarik juga berbeda dalam membacanya.

"Peluncuran buku Jejak Sejarah Indonesia sejalan dengan visi Yayasan Warna Warni untuk mengajak generasi muda mencintai sejarah. Sejarah itu penting, sejarah itu seksi. Karena sejarah itu data sebuah peristiwa," tandas Nina. (Kc)

(wd)