SOLO, solotrust.com - Program Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret (FEB UNS) menggelar seminar bertajuk "Membangun Ekonomi Melalui Pelestarian Alam dan Lingkungan" di aula kampus setempat pada Kamis (29/11/2017).
Kegiatan tersebut dihadiri kurang lebih 260 peserta dan mendatangkan narasumber antara lain Edi Setijawan (Otoritas Jasa Keuangan), Prof. M. Suparmoko (Guru Besar Universitas Indonesia), Prof. JJ Sarungu (Guru Besar FEB UNS) dan Hendrik Segah (Global Green Growth Institute).
Tujuan dari seminar ini menegaskan bahwa MESP-FEB UNS mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Bagaimana memperbaiki lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.
"Sekarang banjir di mana-mana. Baru sekian hari hujan saja, banjir sudah dimana-mana. Itu karena banyak lahan-lahan kosong yang ditanami beton bukan pohon, sehingga resapan air menjadi berkurang. Tapi kita tidak bisa menghentikan pembangunan. Karena pada dasarnya setiap orang pasti butuh rumah, semakin meningkatnya pendapatan, maka rumah tidak hanya butuh satu saja," kata Ketua Program MESP-FEB UNS, Dr. Evi Gravitiani, dalam konferensi pers di Alumni Lounge, GD. FEB UNS usai membuka seminar.
"Nah, seminar kali ini mencoba menyelaraskan antara pembangunan yang ada di daerah dan nasional dengan ketersediaan Sumber Daya Alam (SDA) dan pelestarian lingkungan. Jadi silahkan membangun, tapi tolong tetap disediakan ruang hijau untuk kota. Silahkan membangun, tapi menggunakan bahan alternatif, selain kayu," tegasnya.
Pada kegiatan tersebut, Edi Setijawan selaku direktur Bidang Keuangan Berkelanjutan OJK membahas apa yang bisa dilakukan lembaga OJK dalam mendorong industri jasa keuangan agar lebih peduli pada masalah lingkungan dan sosial. Jadi, bisnis yang dibiayai oleh OJK harus tidak hanya memikirkan keuntungan tapi juga aspek lingkungan.
Menurutnya, untuk mendukung proses perencanaan pembangunan berkelanjutan tersebut dibutuhkan sumber pembiayaan alternatif. "Indonesia membutuhkan pendekatan pembiayaan berbasis Not Business as Usual dalam pembangunan berkelanjutan," kata Edi.
Prof. Suparmo menambahkan, dalam merencanakan pembangunan berkelanjutan harus didukung oleh beberapa instrumen antara lain Neraca Sumber Daya Alam Lingkungan, Produk Domestik Bruto (PDB), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Hijau dan Imbal Jasa Lingkungan.
Sementara itu, Prof. JJ Sarungu merekomendasikan Greening of Management, pendekatan kebijakan pembangunan berbasis lingkungan dan pembangunan kelembagaan yang inklusif. Prasyarat penting tersebut menjadi dasar dalam implementasi pembangunan berkelanjutan.
(mia-Wd)
(Redaksi Solotrust)