Serba serbi

Solo Seharusnya Jadi Milan-nya Indonesia

Wisata & Kuliner

19 September 2019 18:27 WIB

Tuty Adib, desainer Solo.


SOLO, solotrust.com - Kota Solo berpotensi menjadi pusat mode di Indonesia semacam kota Milan di Italia. Hal tersebut diungkapkan oleh desainer kondang asal Solo, Tuty Adib, saat berbincang dengan awak media di RM. Godong Salam Manahan Solo, Rabu (18/9/2019). Dengan kekayaan sejarah busananya, kota asal Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, ini memiliki berbagai faktor yang mendukung.



Baca: 3 Desainer Solo Pamerkan Busana Pengantin

"Sebetulnya Solo bisa jadi Milannya Indonesia berdasar banyak hal. Dari segi history dan kultur, Keraton pasti punya sejarah fashion. Kemudian dari sisi batik, Solo jagonya batik bahkan legenda batik Go Tik Swan berasal dari Solo. Solo juga memiliki magnet daripada kota lain. Kalau batik ya jadi batik saja belum tentu mendunia, kalau ingin mendunia, kita bicara soal fashion bukan dari sisi material saja," terang wanita yang baru saja menampilkan koleksi busana modest karyanya di ASC New York Fashion Week 7 September lalu.

Selain itu, perkembangan Modest fashion dinilai luar biasa di Indonesia. Apabila tahun 2020 Indonesia direncanakan sebagai kiblat Modest Fashion dunia, tentu menjadi tantangan yang tidak mudah. Karena, pesaing dari negara lain sudah mulai bermunculan. Terlihat dari maraknya event Modest Fashion di Turki, Inggris hingga Amerika yang menunjukkan adanya pelaku industri ini. Tuty Adib berharap Indonesia bisa tampil menunjukkan bahwa Indonesia kuat dari segi Modest Fashion. Meski dari segi industri fashion memang kalah jauh dibanding pusat mode dunia seperti Milan.

"Modest Fashion sedang subur dan sesuatu yang harus direbut Indonesia. Masyarakat peminat cukup besar. Bahkan pelaku banyak yang dilirik negara lain, ini catatan penting," imbuhnya.

Namun, bila ingin merebut pasar internasional, maka pelaku di bidang modest fashion harus tahu pasar internasional. Kendalanya selama ini, terkadang dalam negeri kurang melihat permintaan internasional modest yang diminati seperti apa. Pelaku masih mengacu pada permintaan busana modest dengan standar lokal. Padahal bila ingin tembus internasional, desainer harus mengetahui detail standar internasional. Misalnya, orang Amerika lebih menyukai model simpel dan tidak suka ramai, bukan lagi baju yang terlalu berat. Perlu bagi desainwr untuk membaca permintaan dunia bila ingin tembus internasional.

Kata Tuty Adib, Modest Wear Indonesia mempunyai kekuatan bersaing di kancah internasional. Sebab, fashion tidak luput dari DNA bangsa yang memiliki sejarah busana masing-masing. Indonesia memiliki kekayaan seni budaya, sehingga semua dapat menjadi konten karakter lokal untuk dibawa ke global. Inspirasi dalam menelurkan karya busana modest sangat banyak dari kekayaan nusantara. Apabila dikelola dan digarap secara total, ia menilai karya anak bangsa sangat mampu kewarnai industri busana Modest dunia. Ia mencontohkan, motif kain pasley dari India yang bisa mendunia. Sedangkan Indonesia sangat kaya dengan ragam kain dan motif seperti songket hingga batik. Meski memang perlu dilestarikan tapi pasar internasional juga digarap supaya bisa merebut pasar dunia.

"Ini bagus untuk pelaku industri fashion modest Indonesia, karena Indonesia paling awal yang memicu tren ini. Banyak dari negara lain yang juga tertarik. Asalkan kontinyu dan sustain, kita bisa target untuk menjadi kiblat mode fashion modest muslim dunia," tegasnya.

Selain kemanfaatan kekayaan budaya nusantara, Tuty Adib berpendapat seharusnya di Indonesia dapat diselenggarakan event fashion besar berskala internasional khusus untuk fashion modest dengan mendatangkan pelaku dari internasional. Saat ini, untuk busana modest baru terakomodir di beberapa gelaran peragaan busana seperti Indonesia Modest Fashion Week, Mufash (Moslem Fashion Week) dan Ramadhan Runway.

Baca: Desainer Indonesia Pukau Houston dengan Songket, Tenun dan Batik

Sebagai informasi, fashion modest merupakan tren busana yang lebih tertutup atau busana sederhana. Istilah "modest fashion" digunakan untuk menyebut pakaian yang lebih menutupi bentuk tubuh atau tidak menonjolkan bentuk tubuh. (Rum)

(wd)