Pend & Budaya

Gunungan Ampyang Maulib Diarak di Desa Loram Kulon Jati Kudus

Budaya

3 Desember 2017 08:30 WIB

Kirab Ampyang di Kudus. (Solotrust.com/Istimewa)

KUDUS, solotrust.com - Gunung ampang diarak keliling Desa Loram Kulon menuju Masjid Wali At-Taqwa, Sabtu (2/12/2017) dalam kirab Ampyang Maulid Nabi yang diselenggarakan Pemerintah Desa Loram Wetan dan Loram Kulon, Kecamatan Jati Kabupaten, Kudus.
 
Ampyang Maulid berasal dari dua kata yaitu Ampyang dan Maulid. Menurut sesepuh Desa Loram Kulon Ampyang adalah sejenis kerupuk yang dibuat dari tepung, berbentuk bulat dengan warna yang beraneka macam. 
 
Kata kedua adalah Maulid yang berasal dari bahasa Arab, Walada menjadi bentuk masdar Maulidan yang berarti kelahiran. Jadi Ampyang Maulid dapat diartikan makanan yang ditata sedemikian rupa dalam suatu wadah yang unik, yang diarak keliling desa oleh masyarakat sebelum menuju Masjid Wali At-Taqwa Loram Kulon. Dalam perkembangannya tradisi 
 
“Ampyang Maulid” tidak hanya milik warga Loram Kulon saja, tetapi warisan budaya warga masyarakat Kudus.
 
Ratusan peserta memeriahkan acara tersebut dengan memamerkan keunggulan wilayahnya masing-masing. Hadir dalam acara tersebut Bupati Kudus H Mustofa beserta jajarannya, Kapolres Kudus AKBP Agusman Gurning Sik,MH, Kapolsek Jati, Danramil Jati, para Tokoh Agama dan Masyarakat, serta peserta kirab.
 
Bupati Kudus H Mustofa mengatakan di hari peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Loram Wetan dan Kulon memperingatinya dengan menggelar tradisi yang setiap tahunnya dilaksanakan yaitu Kirab Ampyang Maulid Nabi.
 
“Seluruh potensi dan keunggulan Desa masing – masing ditampilkan dalam acara ini. Semua itu merupakan bentuk rasa syukur masyarakat setempat,” ujarnya.
 
Kepala Desa Loram Kulon, Muhammad Syafii mengatakan jumlah peserta yang mengikuti kirab sejumlah 40 kelompok.  Semuanya merupakan pilihan masyarakat setempat, yang mampu menyuguhkan penampilan yang terbaik.
 
“Acara ini sudah menjadi tradisi setiap tahun, dan setiap tahunnya selalu meriah,” katanya, Sabtu (2/11/2017).
 
Menurut dia, peserta berasal 25 kelompok dari mushola di dua desa. Kemudian sisanya dari lembaga pendidikan. Para peserta mengikuti kirab sejauh 1,5 kilometer dari Lapangan Loram Wetan menuju masjid di Loram Kulon.
 
“Ampyang Maulid selalu digelar untuk memeriahkan kelahiran Nabi Muhammad SAW,” ujarnya sebagaimana dilansir dari rilis Humas Pemkab Kudus.
 
Sebelum di gelar acara kirab Ampyang Maulid, juga dilakukan serangkaian acara termasuk dengan expo, yang menampilkan potensi dari dua desa. (A)
 
Muhammad Syafii 

(redaksi)