SOLO, solotrust.com – Generasi milenial yang cukup dominan di era digital 4.0 didorong memainkan peran melalui inovasi startup dalam menghadapi industri 4.0, seiring dengan masa bonus demografi negara Indonesia hingga tahun 2030.
Hal itu disampaikan Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Prof. Jamal Wiwoho dalam Talkshow di Kampus Sukses Menjadi Entrepreneur Muda di Tengah Era Disrupsi yang diselenggarakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta bekerjasama dengan Harian Bisnis Indonesia di Aula FEB UNS, Selasa (15/10/2019).
“Era revolusi industri 4.0 yang sekarang melanda semua negara, mendorong terjadinya disrupsi dalam berbagai bidang yang memberikan tantangan dan peluang, termasuk bagi generasi muda atau lebih dikenal dengan sebutan generasi milenial. Saat ini UNS juga telah memiliki startup hasil riset dosen muda Fakultas Teknik berupa Battery Lithium dan Batik Pewarna Alami (Ecody), yang selanjutnya akan menjadi Teaching Factory-nya UNS,” papar Prof. Jamal
Menurutnya yang menjadi tantangan pada era digital adalah lapangan pekerjaan menjadi semakin berkurang, seiring kemajuan teknologi. Di era digital sekarang ini, bisa jadi mudah untuk menjadi pengusaha karena kemajuan teknologi. Hanya saja generasi milenial tingkat kesuksesan usahanya masih rendah, lantaran faktor gaya hidup yang masih konsumtif.
“Diperkirakan setidaknya 5 juta orang akan kehilangan pekerjaan akibat otomasi. Perubahan besar dunia industri nampaknya berdampak langsung terhadap eksistensi generasi milenial, karena meskipun generasi milenial memiliki jiwa wirausaha yang tinggi, namun ternyata masih lemah dalam eksekusinya,” ungkapnya
Oleh karena itu, kata Jamal, mulai dari sekarang perlu perubahan paradigma, atau pola pikir dari para milenial, yang tidak hanya mampu bekerja dengan cara-cara efisien dan produktif saja, tetapi untuk menjadi hebat dan memenangkan persaingan, harus punya inovasi, kreativitas dan entrepreneurship.
Lebih jauh, Jamal menjelaskan, sekarang ini ada sekitar 130 juta jiwa yang berusia produktif dapat mengambil kesempatan baru untuk mengembangkan bisnis di era digital. Sebut saja Gojek, Tokopedia, Bukalapak, dan yang terakhir muncul Ruang Guru diprediksi dalam waktu dekat akan menjadi Unicorn baru di tanah air. Atas pesatnya perkembangan bisnis digital tersebut, maka Pemerintah Indonesia sendiri telah menargetkan terciptanya 1.000 technopreneur pada tahun 2020 mendatang.
“Untuk itulah, saya dan kampus UNS mengajak generasi milenial terutama untuk meraih kesempatan yang sama dalam berkontribusi dan berperan aktif di era industri digital, UNS harus bisa melakukan empowering human talents yang dimiliki saat ini untuk menghadapi era revolusi industri 4.0 dan era VUCA (Volatile/cepat berubah, Uncertain/situasi yang tidak pasti,Complexity/lebih banyak faktor yang saling mempengaruhi, dan Ambiguous/tidak jelas artinya). Kuncinya hanya satu yaitu SDM yang kompetitif dan inovatif,” pungkas Jamal.
Adapun dalam diskusi tersebut hadir sebagai pembicara Direktur Strategic Human Capital BTN Yossi Istanto, Owner Regarsport Jumariyanto, Ekonom Indef Bhima Yudhistira dan Staf Ahli Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Pengembangan Usaha UNS Dr. Sutanto.
Pada kesempatan yang sama, Pemimpin Redaksi Harian Bisnis Indonesia, Hery Trianto berpesan agar mahasiswa ketika lulus tidak hanya mencari pekerjaan, melainkan bisa menciptakan lapangan pekerjaan.
“Kami juga edukasi mahasiswa di kampus-kampus lain, tidak hanya di UNS ini saja,” ucapnya. (adr)
(wd)